Rahasia Daun Kratom: Sejarah, Manfaat, dan Legalitas

- 24 Oktober 2023, 08:35 WIB
Ilustrasi - Seorang petani Kratom asal Kapuas Hulu Harrun sedang memetik daun Kratom yang memiliki nilai ekonomis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
Ilustrasi - Seorang petani Kratom asal Kapuas Hulu Harrun sedang memetik daun Kratom yang memiliki nilai ekonomis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat. /Antara/HP-Teofilusianto Timotius/

Di Thailand daun Kratom sering disajikan sebagai makanan ringan untuk menerima tamu, selain itu,Kratom juga digunakan sebagai sarana ritual dalam pemujaan leluhur dan dewa. Oleh karena itu, di Thailand kratom dianggap sebagai daun dewa.

Sementara di Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat, masyarakat mengonsumsi daun kratom dengan cara menyeduhnya sebagai ramuan jamu atau teh herbal. Di Malaysia, sebaliknya, daun kratom dikonsumsi dalam bentuk jus yang dicampur dengan minuman manis.

Selain itu, Kratom dikenal juga dengan julukan “Daun Surga Asal Kalimantan”. Masyarakat Kalimantan menganugerahi julukan tersebut karena khasiat yang dimiliki daun kratom sebagai pengobatan tradisonal.

Daun kratom dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, menambah energi, mengatasi depresi, menambah nafsu makan, dan stimulan seksual. Daun kratom juga dipercaya sebagai obat alami untuk mengobati diare, rematik, asam urat, batuk, demam, cacingan, malaria, diabetes, hipertensi, disentri, cephalgia, stroke, kolestrol, dan menyembuhkan luka.

Daun kratom mengandung lebih dari 40 jenis senyawa alkaloid yang baik bagi tubuh, antara lain Mitragynine7-hydroxymitragynineSpeciociliatineCorynantheidineSpeciogyninePaynantheine, dan Mitraphylline. Potensi zat Mitragynine dalam kratom dapat digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan Metadon dalam program terapi bagi penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya (NAPZA).

Di Bidang Ekologi

Habitat kratom berada di daerah aliran sungai (DAS) dan rawa-rawa. Kratom tumbuh optimal pada tanah aluvial (endapan mineral) yang subur dan berair. Tanaman ini memiliki kemampuan bertahan hidup dalam kondisi lahan dengan pH asam dan tergenang air sepanjang tahun, sehingga masyarakat di Kalimantan menanam kratom di tepi-tepi sungai dan rawa gambut, untuk difungsikan sebagai penahan abrasi dari arus sungai.

Hasil pengamatan tim peneliti Badan Litbang Kesehatan di Kalimantan Barat mengemukakan bahwa kratom memberikan dampak ekologi, contohya menambah luasan lahan hijau untuk meningkatkan simpanan karbon dalam tanah, mencegah abrasi, dan menjadi tempat simpanan air dalam tanah, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Di Bidang Ekonomi

Masa panen daun kratom cukup cepat, yakni saat tanaman berumur 6 bulan dengan tinggi sekitar 1 m dengan cara memetik daun yang sudah tua, dengan menyisakan sekitar 4-6 helai daun muda pada bagian pucuk. Panen pertama menghasilkan sekitar 0,5–0,75 kg/pohon.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: BDK Pontianak, BNN Sumsel, ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah