Bersejarah! Presiden Prancis Minta Maaf dan Tegaskan Untuk Tidak Melupakan Genosida di Rwanda

- 7 Juni 2021, 14:26 WIB
Ilustrasi genosida. Anggota DPR RI Pangeran Khairul Saleh memuji kemunculan Timsus Penuntasan Dugaan Pelanggaran HAM Berat dari Kejaksaan Agung.
Ilustrasi genosida. Anggota DPR RI Pangeran Khairul Saleh memuji kemunculan Timsus Penuntasan Dugaan Pelanggaran HAM Berat dari Kejaksaan Agung. /Pixabay/Studiolarsen/

Presiden Prancis pada saat itu, Francois Mitterrand, memiliki hubungan dekat dengan pemerintah yang dipimpin Hutu.

Baca Juga: Meghan Markle dan Pangeran Harry Sambut Kelahiran Anak Kedua, Nama Unik Bayi Jadi Sorotan 

Banyak yang merasa bahwa Francois dapat melakukan intervensi untuk menghentikan pembunuhan tersebut.

Namun, pasukan Prancis baru dikerahkan setelah dua bulan setelah pembantaian dimulai.

Patureau tinggal di Guinea pada saat itu, setelah menikah dengan pria Prancis.

Baca Juga: Ada BLT Dana Desa Rp.300 Ribu, Berikut Syarat Cara Daftar dan Cek Penerima di sid.kemendesa.go.id

Dia memohon kepada Kedutaan Besar Prancis di daerahnya, Palang Merah, dan UNHCR untuk membantu menyelamatkan keluarganya, tetapi tidak berhasil.

Keponakannya Serge Rugema selamat dari teror, dan keadaan keluarganya menyebabkan dia diadopsi oleh Patureau.

Setiap tahun, di sekitar hari peringatan genosida, dia jatuh sakit.

Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar 7 Juni 2021: Dolar Ngegas, Rupiah Lemas 

Halaman:

Editor: Yuliansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah