ZONABANTEN.com - Emmanuel Macron menjadi Presiden Prancis pertama yang mengakui bahwa kelambanan negaranya memiliki andil dalam genosida Rwanda tahun 1994.
Bagi rakyat Rwanda, permohonan maaf ini merupakan hal bersejarah.
Espérance Patureau telah menunggu Prancis untuk mengambil tanggung jawab selama 27 tahun.
Dia kehilangan 12 anggota keluarganya, termasuk orang tuanya, saudara laki-lakinya, dan keponakannya yang berusia dua bulan, dalam genosida yang terjadi pada April 1994.
Seperti banyak orang, dia percaya kelambanan Prancis dalam bertindak menjadikannya pihak yang harus disalahkan.
“Negara memilih untuk berpaling,” ujar Patureau.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam kunjungan ke peringatan genosida di Rwanda, mengatakan negaranya memikul “tanggung jawab yang sangat besar” karena gagal menghentikan pembunuhan hampir 800.000 orang.
Genosida ini dilakukan terhadap sebagian besar kaum minoritas Tutsi dan dilakukan oleh militan kaum mayoritas Hutu.