Tahun 2021, Usaha-usaha Ini Digadang Bakalan Terus Booming, Salah Satunya Online Schooling

4 Desember 2020, 15:20 WIB
Ilustrasi pebisnis /Freepik/Senivpetro/

ZONABANTEN.com – Tahun 2021, Usaha-usaha Ini Digadang Bakalan Terus Booming, Salah Satunya Online Schooling.

Ya, pandemi COVID-19 tidak selamanya membawa pengaruh buruk.

Tanpa mengesampingkan dampak yang ditimbulkan, beberapa usaha dan bisnis justru kian berkembang di masa ini.

Baca Juga: Update Sebaran Corona Global Jumat 4 Desember 2020, NAIK! Indonesia di Urutan ke 21 Covid 19 Dunia

Tahun 2020 yang hampir berakhir ini, sudah menunjukkan beberapa hal yang selama ini tidak pernah terlintas di benak kita.

Banyak perusahaan mengalami kerugian namun tidak sedikit pula yang bangkit lalu meraih keuntungan ganda.

Dikutip dari tinghoa.info, ada beberapa bisnis dan usaha ini akan memiliki masa depan yang cerah, serta cukup menjanjikan untuk dijalankan di tahun 2021.

Baca Juga: Di Balik Drama True Beauty, Para Pemeran Takut Gagal Puaskan Ekspektasi Pemirsa seperti di Komik

Bisnis ini diprediksi akan menjadi trend baru (dan bisa booming) di masa depan.

1. Life Insurance (Asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi aset, dsb, seperti Avrist, Prudential, BCA insurance, dsb).

Model Direct Business to Consument / bisnis langsung ke konsumen seperti Life Insurance akan semakin nge-trend.

Baca Juga: Bangladesh Kirim 1.500 Pengungsi Muslim Rohingya ke Pulau Terpencil yang Sering Banjir

2. E-commerce (Perdagangan Online, marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Alibaba, dsb).

Ini adalah bisnis yang paling menjanjikan saat ini, dimana orang2 cenderung menghindari keramaian, dan memilih untuk berbelanja dari rumah.

3. Networking Business (Jaringan MLM).

Baca Juga: 10 Video Musik yang Paling Banyak Ditonton di Korea, Versi YouTube, BTS Dynamite di Posisi Pertama

4. Remote working (Sistem kerja jarak jauh, seperti Zoom, Google meet, Skype).

5. Logistic (Jasa Kurir, seperti JNE, JnT, Pos Indonesia).

6. Online schooling (Sekolah dan Kursus Online, seperti aplikasi Google classroom, Ruangguru).

7. Webinar/online training (Perdangan Online, seperti saham dan valas).

Baca Juga: Kurang Ajar! Pencuri Bongkar Mobil Anji, Sejumlah Barang Berharga Raib

8. Telecommunication (Industri Telekomunikasi, seperti Indihome, Biznet, Indovision, Netflix).

Dengan terbatasnya pekerjaan offline, orang-orang cenderung melakukan pekerjaan online, yang memerlukan koneksi internet yang stabil.

9. Telemedicine.

Teknologi telekomunikasi yang memungkinkan para profesional kesehatan untuk mengevaluasi, mendiagnosis dan merawat pasien dari jarak jauh lewat aplikasi ponsel, seperti aplikasi kesehatan Alodokter, Halodoc.

Baca Juga: Waspadai Sejumlah Komplikasi Berat HIV / AIDS, Lakukan Terapi Medis Yang Tepat

10. Cleaning services (Industri jasa kebersihan, seperti penyedia jasa kebersihan, termasuk laundry).

11. Medical equipments (Perlengkapan Medis, seperti pembuat masker, sanitizer, Alat Pelindung Diri, dsb).

Pabrik yang memproduksi alat-alat kesehatan, dan importir yang membeli barang-barang  ini hampir dipastikan kaya mendadak.

Baca Juga: Fitur Terbaru Google Maps Memudahkan Pebisnis Berkomunikasi dengan Pelanggan

12. Home entertainment (Hiburan rumah, seperti film, video game, termasuk alat-alat pemutarnya, seperti TV, Ponsel).

13. Media Online/Streaming (Industri media online, seperti blog, vlog, media sosial, cloud, big data).

Tentu saja, usaha-usaha yang melayani kebutuhan sehari-hari, seperti toko sembako, toko kelontong, toko pakaian, toko furniture, toko onderdil motor & mobil, toko bangunan, termasuk ritel dan supermarket, termasuk Mart yang hampir ada di setiap jalan dan lorong.

Baca Juga: Merasa Difitnah Soal Kasus Ekspor Benih Lobster, Ali Mochtar Ngabalin Laporkan Pengamat ke Polisi

Usaha-usaha tadi dipastikan tidak akan terpengaruh. 

Kecuali memang daya beli masyarakat sedang menurun. 

Ini sebenarnya sejalan dengan 10 sektor usaha yang diizinkan pemerintah ketika PSBB, yang menyangkut khalayak hidup orang banyak atau kebutuhan sehari-hari, yakni :

Baca Juga: 7 Teh Herbal Yang Dapat Membantu Meringankan Sembelit

1. Sektor kesehatan (Seperti Rumah Sakit, Apotik, Toko Obat).

2. Sektor pangan, makanan & minuman (Pabrik yang memproduksi kebutuhan pokok pangan dan sandang, seperti produk makanan, minuman, pakaian, dsb, termasuk pabrik rokok, sebagai penyumbang pendapatan Negara terbesar).

3. Sektor energi (Termasuk semua jenis pertambangan yang dikelola legal oleh Negara).

4. Sektor komunikasi, teknologi, dan informasi (Seperti layanan internet Indihome, Biznet, atau penyedia layanan informasi Indovision, Netflix).

Baca Juga: Melalui Film Dokumenter, Akademisi Coba Ungkap Kesenjangan Informasi Mengenai Pandemi Covid-19

5. Sektor keuangan (Tentu saja Bank dan produk2 turunannya, Asuransi, Kredit, Trading).

6. Sektor logistik (Seperti jasa Kurir, seperti JNE, JnT, Pos Indonesia, dsb, termasuk Grab & Gojek, tapi ini hanya berlaku untuk layanan antar barang lokal).

7. Sektor konstruksi (Proyek pembangunan Negara berskala besar mana mungkin terhenti, meski terhenti juga akan dipaksakan jalan).

Baca Juga: Keju Kambing: Nutrisi, Manfaat Kesehatan dan Cara Memakannya

8. Sektor industri strategis (Perusahaan2 BUMN).

9. Pelayanan dasar dan utilitas publik serta industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional atau objek tertentu (Pompa bensin).

10. Sektor usaha yang melayani kebutuhan sehari-hari (Berbagai jenis toko modern & tradisional).

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini, Jumat 4 Desember 2020, Impas! Elsa dan Sarah Kena Batunya 

Bisnis-bisnis yang booming harus tetap melakukan branding & soft selling, jangan hard selling!

Selain usaha-usaha yang diprediksi memiliki masa depan yang cerah diatas, tentu saja akan ada usaha-usaha yang bakal menjalani masa suram nya. ***

Editor: Julian

Sumber: tionghoa.info

Tags

Terkini

Terpopuler