Bangladesh Kirim 1.500 Pengungsi Muslim Rohingya ke Pulau Terpencil yang Sering Banjir

- 4 Desember 2020, 14:05 WIB
Pegungsi Rohingya.
Pegungsi Rohingya. /ANTARA FOTO/Rahmad

ZONABANTEN.com - Pihak berwenang di Negara Bangladesh mulai mengirim kelompok pertama lebih dari 1.500 pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil Jumat, 4 Desember 2020.

Proses pemindahan tersebut tetap dilakukan meskipun ada seruan dari kelompok hak asasi manusia untuk menghentikannya.

"Sebanyak 1.642 pengungsi Muslim Rohingya menaiki tujuh kapal angkatan laut Bangladesh di pelabuhan Chittagong untuk perjalanan ke Pulau Bhashan Char," kata seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya.

Pulau tersebut dulunya sering terendam oleh hujan monsun, tetapi sekarang memiliki tanggul pelindung banjir, rumah, rumah sakit, dan masjid yang dibangun dengan biaya lebih dari 112 juta dollar oleh angkatan laut Bangladesh.

Baca Juga: Merasa Difitnah Soal Kasus Ekspor Benih Lobster, Ali Mochtar Ngabalin Laporkan Pengamat ke Polisi

Terletak 21 mil atau 34 kilometer dari daratan, pulau Bashar Char ditemukan 20 tahun yang lalu dan tidak pernah dihuni.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah menyuarakan keprihatinan bahwa para pengungsi diizinkan untuk membuat "keputusan yang bebas dan terinformasi" tentang apakah akan pindah ke pulau di Teluk Benggala.

Fasilitas pulau itu dibangun untuk menampung 100.000 orang, hanya sebagian kecil dari jutaan Muslim Rohingya yang telah melarikan diri dari gelombang penganiayaan kejam di negara asalnya, Myanmar, dan saat ini tinggal di kamp pengungsian yang padat dan jorok.

Pada hari Kamis, 11 bus penumpang yang membawa pengungsi meninggalkan distrik Cox's Bazar dalam perjalanan ke pulau tersebut.

Para pengungsi diperkirakan akan tiba setelah singgah dulu dalam semalam untuk beristirahat.

Pihak berwenang di Cox's Bazar tidak mengatakan bagaimana para pengungsi dipilih untuk direlokasi.

Sekitar 700.000 Rohingya melarikan diri ke kamp-kamp di Cox's Bazar setelah Agustus 2017, ketika militer di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha memulai melakukan tindakan keras terhadap kelompok Muslim Rohingya.

Baca Juga: Waspadai Sejumlah Komplikasi Berat HIV / AIDS, Lakukan Terapi Medis Yang Tepat

Tindakan keras itu termasuk pemerkosaan, pembunuhan, dan pembakaran ribuan rumah yang disebut pembersihan etnis oleh kelompok hak asasi global dan PBB.

Media asing sendiri belum diizinkan mengunjungi pulau yang nantinya akan dihuni para pengungsi.

Kontraktor mengatakan infrastrukturnya seperti kota modern, dengan rumah beton multi-keluarga, sekolah, taman bermain, dan jalan.

Pulau Bashan Char juga memiliki fasilitas tenaga surya, sistem pasokan air dan tempat perlindungan dari badai.

Badan bantuan internasional dan PBB dengan keras menentang relokasi tersebut sejak pertama kali diusulkan pada 2015.

Mereka ketakutan bahwa badai besar dapat membanjiri pulau itu dan membahayakan ribuan nyawa.

PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu kemarin, bahwa mereka belum terlibat dalam persiapan relokasi atau pemilihan pengungsi dan memiliki informasi terbatas tentang keseluruhan rencana tersebut.

Baca Juga: Warga Tangerang Selatan Bersama SoD-UPH Mengadakan Diskusi Dalam Upaya Pencegahan Covid-19

Amnesty International dan Human Rights Watch pada Kamis mendesak pemerintah untuk membatalkan rencana relokasi.

Kamp pengungsian saat ini di dekat kota Cox’s Bazar penuh sesak dan tidak higienis.

Penyakit dan kejahatan terorganisir merajalela.

Pendidikan terbatas dan pengungsi tidak diperbolehkan bekerja.

namun begitu, tetap saja sebagian besar orang Rohingya tidak mau kembali ke Myanmar karena masalah keamanan.

Pejabat pemerintah tidak memperkirakan berapa banyak pengungsi yang bersedia direlokasi ke pulau Bashar Char.

Perdana Menteri Sheikh Hasina telah berulang kali memberi tahu PBB dan mitra internasional lainnya bahwa pemerintahannya akan berkonsultasi dengan mereka sebelum membuat keputusan akhir tentang relokasi.

Ia juga mengatakan bahwa tidak ada pengungsi yang akan dipaksa untuk pindah.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah