Masa Pandemi Virus Corona di Indonesia Berakhir, Begini Prediksinya

- 20 Juli 2020, 21:02 WIB
ILUSTRASI COVID-19.* /PIXABAY
ILUSTRASI COVID-19.* /PIXABAY /

ZONABANTEN.com -  Pandemi COVID-19 (virus corona) diprediksi akan berakhir di Indonesia padal awal November 2020. Demikian hasil temuan dari para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Namun, Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dedi Rosadi menyebutkan, berakhirnya pandemi Covid-19 tergantung pada beberapa hal.

Di antaranya kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat.

Baca Juga: FSGI Sebut Slogan “Merdeka Belajar” sebagai Bibit Awal Pembiaran Pendidikan

"Kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol new normal adalah kunci untuk menghadang kenaikan rate penambahan pasien Covid-19," ujar Dedi dalam keterangan tertulis yang dikirim Humas UGM kepada wartawan, Senin, 20 Juli 2020.

Dalam perhitungan prediksi yang dilakukan bersama rekannya alumni FMIPA UGM, Drs Joko Kristadi, MSi dan Dr Fidelis Diponegoro, S Si, MM, disebutkan bahwa berdasarkan tracking data terakhir dan menggunakan berbagai pendekatan pemodelan data-driven (berbasis pergerakan data), terdapat kenaikan nilai proyeksi kasus positif di akhir pandemi yang cukup signifikan dibanding estimasi yang disampaikan sebelumnya pada Juni 2020 yang lalu.

Artikel ini sudah dimuat sebelumnya di galamedia.pikiran-rakyat.com dengan judul Pakar Statistika UGM Ungkap Berakhirnya Masa Pandemi Virus Corona di Indonesia

Prediksi paling optimis diperoleh dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu diperkirakan pandemi akan berakhir di awal November 2020 dengan total kasus positif di sekitar 112 ribu penderita.

Baca Juga: Suku Lingon, Suku di Indonesia Bermata Biru, Ada di Halmahera

Sementara secara terpisah, diperoleh dengan model Probabilistic Data Driven Model Covid-19 Indonesia diperoleh, pucak pandemi akan terjadi di akhir Juli sampai akhir Agustus 2020 dan berakhir di akhir Februari 2021. Dengan estimasi total kasus positif di sekitar 227 ribu penderita.

Lebih lanjut, dari pantauan terlihat bahwa angka penularan (Rt) masih di atas 1 yakni bernilai 1.08 pada tanggal 17 Juli 2020.

Berdasar prediksi tersebut Dedi menyampaikan beberapa catatan penting yang perlu menjadi perhatian bersama pada saat ini. Pertama, angka perhitungan Rt Covid-19 Indonesia dalam beberapa hari terakhir masih di sekitar 1.08.

Baca Juga: Tidak Pakai Masker Kena Denda Tilang 250 Ribu Dipastikan Hoax

Angka ini menunjukkan secara nasional masih harus diwaspadai adanya penularan lokal di beberapa wilayah provinsi atau kabupaten yang menjadi episenter penyebaran Covid-19.

Berikutnya, melihat situasi di beberapa negara dunia seperti Jepang, Australia, Maroko, Yunani, Hongkong, Kroasia, Israel terlihat kemunculan pola gelombang kedua dari kasus positif Covid-19 setelah dilakukan relaksasi dari kebijakan lock down. Pola ini belum terlihat untuk negara Indonesia.

Namun di Indonesia, terlihat adanya peningkatan jumlah penambahan pasien harian (insidensi) dibandingkan masa sebelum dilakukannya era adaptasi kebiasaan baru.

Baca Juga: Langsung Kena Tilang, Ini 15 Jenis Pelanggaran Lalu Lintas yang Jadi Incaran Polisi

Tak hanya itu, menurutnya perlu dilakukan pengendalian penyebaran secara lebih optimal di epicenter utama di Indonesia yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, serta Kalimantan Selatan. Langkah pengendalian yang dimaksud dengan lebih menggencarkan tracing, test and treatment (3T) seiring dengan pendisiplinan masyarakat.

"Pengendalian provinsi-provinsi lain yang berpotensi membahayakan seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bali, Sumatera Selatan dan Papua perlu dioptimalkan agar Indonesia dapat semakin optimis menatap ke depan," pungkasnya.***(Dicky Aditya)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah