Network
ZONABANTEN.com – Slogan “Merdeka Belajar” yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud), berpotensi dikomersilkan. Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers secara daring Ahad, 19 Juli 2020.
Sebelumnya, PT Sekolah Refleksi Cinta Keluarga (Cikal) menyatakan, meski mempatenkan merk “Merdeka Belajar”, namun mereka mengklaim telah memberikan izin kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud) untuk menggunakannya sebagai jargon kebijakan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.
Terkait hal ini, Retno Listyarti, justru mempertanyakan klaim Cikal dalam mempatenkan slogan “Merdeka Belajar” karena dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek, yang didaftarkan adalah merek dagang.
Baca Juga: Gibran Maju di Pilwakot Solo, Pengamat : Tidak Ada Makan Siang Gratis
“Merdeka Belajar kok masuk ke dalam hak paten barang dagangan, ini masuk barang atau jasa karena sesungguhnya di sini berbicara barang atau jasa kalau bicara merk,” ujar Retno, seperti dikutip dari rri.co.id.
“Kita berbicara pendidikan bukan barang dagang. Ini adalah hak asasi dasar manusia yang wajib dipenuhi negara,” tegas Retno.
Menurutnya, ketika Merdeka Belajar sebagai merek yang telah dipatenkan kemudian dipergunakan pemerintah dalam hal ini Kemendikbud, maka itu akan berpotensi menjadi bibit awal pembiaran pendidikan yang diarahkan menjadi komoditas.
Baca Juga: Update Harga Emas Antam Senin 20 Juli 2020 , Harga Emas Tetap, Harga BuyBack Turun Rp. 2.000
Hal ini tentu akan merugikan anak Indonesia khususnya anak dari keluarga miskin.
“Seharusnya pemerintah menjadikan semua sekolah berkualitas terutama sekolah negeri serta juga harus memikirkan sekolah swasta,” jelas Retno.
