Laura Anna Disebut Meninggal Karena Asam Lambung, Benarkah Penyakit Itu Mematikan? Ini Penjelasannya!

16 Desember 2021, 21:45 WIB
Laura Anna disebut meninggal karena asam lambung, ini penjelasan tentang penyakit tersebut. PIXABAY/Robystarm /

ZONABANTEN.com - Selebgram Laura Anna meninggal dalam perjuangannya hidup dalam kondisi lumpuh pada Rabu 15 Desember 2021 sekitar pukul 09.22 WIB.

Laura Anna meninggal di tengah kasus hukum dengan mantan kekasihnya, Gaga Muhammad yang tengah bergulir di pengadilan.

Sahabat Laura Anna, Putri Jimbo mengungkap sang selebgram sempat mengeluhkan sakit asam lambung di malam sebelum dia meninggal dunia.

Lalu, apakah benar asam lambung dapat menyebabkan kematian?

Baca Juga: Omicron Dipastikan Masuk Indonesia, Waspadai 6 Gejala Utamanya

Asam lambung terjadi ketika isi perut naik ke kerongkongan. Kebanyakan orang biasa mengalami asam lambung ringan, dengan risiko komplikasi lebih rendah.

Sebaliknya, asam lambung yang sering kali terjadi, dapat menjadi tanda dari kondisi yang dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD).

"Meskipun bukanlah kondisi yang mengancam jiwa, GERD dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius dan komplikasi jika tidak ditangani," demikian dikutip ZONABANTEN.com dari laman healthline.com, Kamis 16 Desember 2021.

Jadi, penyakit asam lambung akut atau GERD tidak dapat langsung menyebabkan kematian. Meski begitu, penyebab kematian Laura Anna belum diungkap.

GERD biasanya terjadi jika seseorang mengalami asam lambung lebih dari dua kali seminggu. Kondisi ini memang terkait dengan lebih banyak gejala dan komplikasi.

Baca Juga: Perkara Kekerasan Diselesaikan Lewat Restoratif Justice, Ini Penjelasan Kejari Tangsel

Beberapa gejala umum GERD adalah sebagai berikut.

- Bau mulut
- Nyeri dada
- Batuk
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Maag
- Gangguan pencernaan
- Mual
- Regurgitasi
- Sakit tenggorokan

Dalam beberapa kasus, GERD dapat menyebabkan komplikasi. Beberapa di antaranya bisa serius, terutama jika tidak diobati. Apalagi, banyak dari komplikasi ini terkait satu sama lain.

Baca Juga: Kalah Dari Wolves, Graham Potter Klaim Sebelumnya Minta Pertandingan Melawan Wolves untuk Ditunda

Berikut beberapa masalah kesehatan serius yang dapat timbul akibat GERD.

1. Esofagitis

Asam lambung yang terlalu sering terjadi dapat memicu peradangan di kerongkongan, yang dikenal sebagai esofagitis.

Esofagitis membuat penderitanya sulit ketika menelan sesuatu, dan bahkan terkadang menyakitkan. Gejala lainnya adalah sakit tenggorokan, suara serak, dan maag.

Esofagitis kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan tukak dan striktur esofagus. Ini juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.

Baca Juga: RRQ Hoshi Harus Akui Keunggulan ONIC PH dan Turun ke Lower Bracket!

2. Ulkus esofagus

Asam lambung dapat merusak lapisan kerongkongan, menyebabkan tukak yang menyakitkan. Jenis tukak lambung ini dikenal sebagai ulkus esofagus atau tukak kerongkongan.

Penyakit ini dapat menyebabkan gejala, seperti sensasi terbakar di area dada, gangguan pencernaan, nyeri saat menelan, mual, maag, dan tinja berdarah. Namun, tak semua penderitanya mengalami gejala.

Jika tidak diobati, tukak kerongkongan dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti perforasi esofagus (lubang di kerongkongan) atau tukak berdarah.

Baca Juga: Sah! Pemerintah India Setujui Proposal Usia Pernikahan Wanita dari 18 Menjadi 21 Tahun

3. Striktur esofagus

Ketika GERD tidak diobati, dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal (neoplasia) di kerongkongan. Akibatnya, kerongkongan bisa jadi lebih sempit dan kencang.

Kondisi ini disebut penyakit striktur esofagus. Penderitanya seringkali sulit atau sakit saat menelan. Makanan dan cairan juga sulit mengalir dari kerongkongan ke perut, dan pernapasan bisa terasa menyempit.

Dalam beberapa kasus, makanan bisa tersangkut di kerongkongan, sehingga meningkatkan risiko tersedak. Selain itu, juga dapat menyebabkan kekurangan gizi dan dehidrasi, karena sulit menelan makanan dan minum.

Baca Juga: Apakah Menunda Sholat Karena Sibuk Akan Pekerjaan Diperbolehkan? Apa Hukumnya?

4. Pneumonia aspirasi

Asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut dapat terhirup ke dalam paru-paru. Ini dapat menyebabkan pneumonia aspirasi atau infeksi paru-paru.

Biasanya penyakit ini menyebabkan gejala seperti demam, batuk yang dalam, nyeri dada, sesak napas, mengi, kelelahan, dan perubahan warna biru pada kulit.

Pneumonia aspirasi bisa menjadi serius, dan bahkan fatal hingga menyebabkan kematian jika tidak ditangani.

Baca Juga: Update Sebaran Corona di Jakarta Hari Ini, Kamis 16 Desember 2021, Kasus positif Harian 40, Sembuh 38 orang

5. Esofagus Barrett

Kerusakan berkelanjutan pada kerongkongan yang disebabkan oleh asam lambung dapat memicu perubahan seluler pada lapisan kerongkongan. Kondisi ini disebut esofagus Barrett.

Dalam kondisi ini, sel-sel skuamosa yang melapisi kerongkongan bagian bawah digantikan oleh sel-sel kelenjar. Sel-sel ini mirip dengan yang melapisi usus Anda.

Esofagus Barrett terjadi pada sekitar 10-15 persen orang yang menderita GERD. Ini cenderung mempengaruhi pria hampir dua kali lebih sering daripada wanita.

Ada sedikit risiko bahwa sel-sel kelenjar ini dapat menjadi kanker dan menyebabkan kanker kerongkongan.

Baca Juga: 10 Efek Konsumsi Tomat dalam Jumlah Banyak, Baik atau Buruk?

6. Kanker kerongkongan

Orang yang menderita GERD berada pada risiko yang sedikit meningkat dari jenis kanker kerongkongan tertentu yang dikenal sebagai adenokarsinoma kerongkongan.

Kanker ini mempengaruhi bagian bawah kerongkongan. Biasanya menyebabkan gejala seperti kesulitan menelan, penurunan berat badan, nyeri dada, batuk, gangguan pencernaan parah, hingga sakit maag parah.

Kanker kerongkongan seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Biasanya gejala akan terlihat setelah kanker mencapai stadium lebih lanjut.

Baca Juga: Live Streaming Ikatan Cinta 17 Desember 2021, Saksikan Keseruan Foto Keluarga Aldebaran dan Andin

Itulah bahaya komplikasi dari penyakit asam lambung. Penyakit ini memang tidak jadi penyebab langsung kematian. Namun, komplikasi yang disebabkan bisa berujung pada kematian.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler