Waspadai Awan Cumulonimbus yang Sebabkan Surabaya Hujan Es, Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya

- 22 Februari 2022, 18:08 WIB
Illustasi awan cumulonimbus, angin puting beliung, dan petir
Illustasi awan cumulonimbus, angin puting beliung, dan petir /Pexels

ZONABANTEN.com - Awan Cumulonimbus disebut sebagai penyebab terjadinya fenomena hujan es di Surabaya pada Senin, 21 Februari 2022.

Hal tersebut dijelaskan oleh Prakirawan cuaca BMKG stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya Prasetyo Umar, yang juga menjelaskan bahwa Awan Cumulonimbus dapat menyebabkan cuaca ekstrem lain seperti hujan lebat dan putin beliung.

Lalu apa itu Awan Cumulonimbus? Berikut penjelasan singkatnya yang dilansir dari artikel pikiran-rakyat.com dengan judul Mengenal Awan Cumulonimbus dan Bahayanya.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Terjadinya Hujan Es dari BMKG, Fenomena yang Normal Saat Musim Hujan

Pada dasarnya ada banyak jenis awan yang ditentukan oleh ketinggiannya, yaitu awan tinggi, awan tengah, awan rendah, dan awan tengan rendah.

Namun berdasarkan jenisnya awan terbagi menjadi tiga yaitu awan cummulus, awan stratus, dan awan cirus.

Awan cummulus yaitu awan tipis yang bergumpal dan memiliki bentuk dasar horizontal.

Awan stratus yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata.

Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Jawa Timur – Inilah Penyebab dan Tips Aman Menghadapinya dari BMKG Juanda

Sedangkan, awan cirus merupakan awan yang berdiri sendiri, halus, dan berserat. Pada awan cirus juga sering terdapat kristal es tetapi tidak menimbulkan hujan.

Awan Cumulonimbus termasuk dalam golongan awan rendah yang berbahaya karena gumpalannya yang sangat besar.

Awan Cumulonimbus bisa memiliki lebar yang mencapai 1 - 10 km dan tingginya bisa mencapai 10-17.000 km.

Awan ini juga mendominasi wilayah Indonesia karena wilayah Indonesia termasuk dalam wilayah dengan banyak uap air.

Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional, DLH dan PSI Tangsel Kompak Dorong Maksimalkan Bank Sampah

Sifat Awan Cumulonimbus sangat berbahaya karena mengandung arus listrik disertai golakan udara sangat dahsyat, yang pada umumnya awan ini berwarna gelap.

Intensitas Awan Cumulonimbus sangat tinggi, dan bagian atasnya terdapat es.

Di dalam awan ini juga dapat terjadi awan badai, yaitu awan badai bawah (downburst) atau awan badai besar (macroburst).

Bahaya lainnya dari Awan Cumulonimbus yaitu kerap terdapat petir sehingga dapat mengakibatkan turbulensi pada pesawat.

Keberadaan awan sangat memengaruhi kondisi cuaca, dan kondisi cuaca berpengaruh dengan berbagai hal seperti pertanian, penerbangan, dan pelayaran.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Naik, 2022 Kementan Akan Impor Daging Sapi dan Kerbau 266.000 ton

Selain menyebabkan hujan es, awan cumulonimbus juga menjadi penyebab terjadinya angin ribut.

Walau tidak semua pembentukan awan cumulonimbus dapat menyebabkan puting beliung, masyarakat tetap perlu waspada.

Ciri-ciri awan cumulonimbus yaitu berwarna putih bergerombol dan berlapis-lapis seperti bunga kol, berwarna gelap pekat, puncaknya tinggi dan cakupan areanya cukup luas.

Biasanya awan ini membawa hujan dengan intensitas tinggi yang disertai kilat juga petir.

Baca Juga: Hari Peringatan Masjid Istiqlal, Ketahui Sejarah Pembangunan Simbol Kebanggaan Indonesia Berikut

Pada kondisi tersebut, berpotensi memunculkan angin puting beliung, terutama di zona bagian bawah awan.

Untuk mengurangi risiko terjangan angin puting beliunh, dapat diambil langkah antisipatid seperti menebang dahan pohon yang rimbun dan tinggi, memperkuat atap rumah yang sudah rapuh, dan cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian bila ada indikasi akan terjadi puting beiung.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah