Mengenal Paxlovid, Obat Covid yang 90 Persen Efektif Cegah Rawat Inap dan Kematian

28 Maret 2022, 18:28 WIB
Mengenal Paxlovid, Obat Covid yang 90 Persen Efektif Cegah Rawat Inap dan Kematian /

ZONABANTEN.com - Kabar baik untuk dunia, termasuk Indonesia. Obat Covid, Paxlovid terbukti efektif menurunkan risiko rawat inap dan kematian hingga 90 persen.

Hal ini diungkapkan oleh profesor dari Departemen Kimia di Universitas Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo.

Selain 90 persen efektif menurunkan risiko bagi pasien Covid, Paxlovid ini juga efektif digunakan untuk segala jenis varian termasuk Omicron. Bahkan, bisa menghambat klan virus corona lainnya, seperti SARS dan MERS.

Baca Juga: Pembajakan Pesawat Garuda Indonesia 206, 48 Penumpang dan Awak Disandera dalam Peristiwa 28 Maret 1981

Paxlovid hasil produksi dari Pfizer ini sudah diresmikan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Desember 2021 lalu.

Dengan resmi FDA menyetujui otoritas penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk Paxlovid digunakan secara massal.

Namun, Paxlovid tidak efektif untuk digunakan oleh pasien yang mengalami gejala berat dan sudah dirawat di rumah sakit.

Paxlovid memakai obat yang sebenarnya sudah sejak tahun 2002 dibuat, yakni obat Nirmatrelvir dengan dosis 150 mg yang saat itu diperuntukan guna mengobati pasien SARS. Namun, produksi dihentikan karena SARS terkendali dengan cepat.

Paxlovid ini akan hadir dalam bentuk blister yang didalamnya ada dua tablet Nirmatrelvir itu sendiri dan satu tablet Ritonavir dengan dosis 100 mg.

Nirmatrelvir digunakan kembali karena virus Covid-19 atau SARS-CoV-2 ini masuk ke dalam klan yang sama dengan virus SARS.

Baca Juga: 5 Manfaat Jus Kubis dari Tingkatkan Kekebalan Tubuh hingga Mengobati Penyakit Maag

Namun, Pfizer melakukan modifikasi untuk meningkatkan efektivitasnya terhadap virus SARS-CoV-2 ini. Lalu ditambahkan Ritonavir untuk menstabilkan Nirmatrelvir yang cenderung lebih mudah terurai di dalam tubuh manusia yang bisa mengurangi efektivitasnya.

Uji klinis Paxlovid telah dilakukan pada 2.246 orang yang juga dilakukan kepada penduduk Asia.

Dari hasil uji klinis, ditemukan Paxlovid 89 persen efektif menurunkan risiko rawat inap dan kematian bila diberikan 3 hari setelah positif Covid.

Sementara, bila diberikan pada hari ke-5 setelah positif Covid-19, maka efektivitasnya turun sedikit. Angka efektivitas masih terbilang sangat besar, yakni 88 persen.

Paling lama obat ini harus sudah diberikan pada hari ke-5 setelah diketahui positif Covid-19. Sebab, Paxlovid tidak bisa digunakan bila sudah melebihi dari 5 hari sejak positif.

Perlu diperhatikan juga, bahwa Paxlovid tidak bisa dijadikan obat untuk mencegah Covid-19. Maka, protokol kesehatan tetap harus diterapkan dengan baik.

Selain itu, obat ini hanya bisa diberikan dengan resep dokter dan hanya bisa digunakan oleh pasien usia 12 tahun ke atas dengan berat minimal 40 kg.

Baca Juga: Kim Si A, Aktris Cilik ‘The Silent Sea’, akan Menjadi Anak Jeon Do Yeon di Film Netflix ‘Gil Bok Soon’

Pasien Covid yang akan mengonsumsi Paxlovid harus memahami bahwa akan ada efek samping yang dirasakan. Di antaranya seperti gangguan indra perasa, diare, hipertensi, dan nyeri otot.

Maka penting bagi pasien untuk mengetahui dulu sebelumnya apakah mereka memiliki sejarah hipersensitivitas terhadap nirmatrevir dan ritonavir atau tidak. Itulah mengapa obat ini membutuhkan anjuran dari dokter.***

Sumber:

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler