Gen Z dan Milenial Wajib Tahu! Profil dan Biodata Singkat 7 Pahlawan Revolusi Korban Keganasan G30S PKI

20 September 2021, 11:32 WIB
Tujuh pahlawan revolusi yang menjadi korban penculikan pada G30S PKI. /Dok. Pikiran Rakyat.

ZONABANTEN.com - Menjelang akhir bulan September, Bangsa Indonesia diingatkan oleh sebuah sejarah kelam yang terjadi pada tahun 1965 yaitu Peristiwa Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI membawa luka mendalam bagi negeri ini.

Dalam peristiwa tersebut, setidaknya ada 7 orang jenderal yang menjadi korban penculikan yang kemudian menjadi peristiwa pembunuhan.

Peristiwa G30S PKI ini pun kemudian semakin meningkatkan eskalasi politik dalam negeri Indonesia yang berujung pada munculnya Orde Baru.

Baca Juga: Kekuatan TNI AL Belum Siap Tandingi Class Destroyer China Type 052D Luyang III, Bagaimana Nasib Natuna?

Berikut ini profil singkat dari ketujuh Jenderal yang diculik oleh pasukan G30S PKI di tanggal 30 September 1965 malam melansir dari PikiranRakyat-Pangandaran.com:

1. Ahmad Yani

Jenderal Anumerta Ahmad Yani yang akrab disapa Ahmad Yani ini lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922 dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965.

* PKI saat itu menculik Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965 dini hari.

* Siswa istimewa dan mendapat pedang katana (milik Samurai) saat pendidikan Heiho di Magelang dan PETA di Bogor.

* Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Purwokerto

* Turut andil dalam penumpasan PKI Muso di Madiun pada 1948

* Komandan Wehrkreise II daerah Kedu, Jawa Tengah, pada Agresi Militer II di 1948

 Baca Juga: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI, Lubang Buaya jadi Saksi Bisu Kekejaman

* Membuat pasukan istimewa Banteng Raiders ketika penumpasan DI/TII di Jawa Tengah

* Ditunjuk untuk mengenyam pendidikan di Command and General Staff College, Amerika Serikat.

* Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang, Sumatera Barat, untuk menumpas pemberontakan PRRI

* Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD pada 1962

* Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

 Baca Juga: Mengingat Sejarah Penting Peristiwa G30S PKI Sebagai Kejadian Kelam Bagi Bangsa Indonesia

2. Suprapto

Letjen Anumerta Suprapto atau yang sering disebut Suprapto ini lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920 dan meninggal karena diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari

* Ikut Akademi Militer Kerajaan di Bandung, namun terputus saat Jepang mendarat

* Ikut latihan untuk pemuda yang disediakan Jepang, kursus pada Pusat Latihan Pemuda, dan bekerja pada Kantor Pendidikan Masyarakat

* Aktif dalam usaha merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap, Jawa Tengah, pada awal kemerdekaan Indonesia

* Ditunjuk menjadi Deputi Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera di Medan, Sumatera Utara

* Masuk TKR dan menjadi ajudan Panglima Besar Sudirman

* Dipercaya menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah

* Salah satu staf Angkatan Darat di Jakarta

* Deputi 11 Menteri/Panglima Angkatan Darat, Jakarta

* Menentang rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima

* Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

 Baca Juga: Detik-detik Tragedi Berdarah G30S PKI di Kediaman Jenderal Ahmad Yani

3. S. Parman

Letjen Anumerta S Parman dengan nama akrab S Parman ini lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918 dan meninggal saat diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

* Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya pada Desember 1949

* Pernah tugas belajar di Military Police School di Amerika Serikat tahun 1951

* Bertugas di Kementerian Pertahanan

* Atase militer RI di London, Inggris, pada tahun 1959

* Pernah dicurigai dan ditangkap Jepang, namun justru dikirim untuk belajar ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai

* Masuk TKR setelah kemerdekaan Indonesia dan menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara di Yogyakarta

* Bekerja pada Jawatan Kenpeitai semasa pendudukan Jepang

* Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal pada 1964

* Banyak mengetahui usaha pemberontakan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima

* Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

Artikel ini juga dapat anda baca di PR Pangandaran dengan judul 7 Pahlawan Revolusi Indonesia yang Diculik hingga Dibunuh dalam Peristiwa G30S PKI 

 Baca Juga: Inilah Faktanya! G30S PKI Merupakan Batu Loncatan Soeharto untuk Menjadi Presiden Indonesia

4. Haryono

Letjen Anumerta MT Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924 dan meninggal karena diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

* Pandai bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman sehingga ikut dalam perundingan Indonesia dengan Belanda atau Inggris

* Sekretaris delegasi RI dan Sekretaris Dewan Pertahanan Negara

* Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata

* Sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada Konferensi Meja Bundar KMB di tahun 1949

* Atase Militer RI untuk Negeri Belanda pada 1950

* Mengikuti sekolah kedokteran Ika Dai Gaku pada masa pendudukan Jepang di Jakarta

* Masuk TKR setelah Indonesia merdeka dengan pangkat Mayor

* Direktur Intendans dan Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat pada 1964

* Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

 Baca Juga: Biografi Singkat Jenderal Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI

5. D. I Pandjaitan

Mayjen Anumerta DonaId Isaac Pandjaitan ini lahir di Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925 dan meninggal karena diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

* Kepala Staf Umum IV Komandan Tentara Sumatera

* Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada Agresi Militer Belanda II tahun 1948

* Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada 1948

* Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat

* Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat dan mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat

* Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium I Bukit Barisan di Medan, Sumatera Utara

* Kepala Staf Tentara dan Teritorium II Sriwijaya

* Mengikuti pendidikan militer Gyugun di masa pendudukan Jepang, lalu ditempatkan di Pekanbaru, Riau, hingga Indonesia merdeka

* Membentuk TKR dan diangkat sebagai Komandan Batalyon

* Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

 Baca Juga: Sebut Hanyalah Tafsir Sejarah, KITA Nilai Film G30S PKI Perlu Direvisi

6. Sutoyo

Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922 dan meninggal diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari

* Masuk TKR bagian Kepolisian dan menjadi anggota Corps Polisi Militer

* Asisten Atase Militer RI untuk lnggris pada 1956

* Mendapat pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta lalu menjadi pegawai negeri pada Kantor Kabupaten di Purworejo pada masa pendudukan Jepang

* Ajudan Kolonel Gatot Subroto, lalu menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

* Kepala CPM Yogyakarta, lalu Komandan CPM Detasemen III Surakarta

* Kepala Staf Markas Besar Polisi Militer 1954

* Mengikuti kursus C Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung

* Pejabat Sementara Inspektur Kehakiman Angkatan Darat

* Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat pada 1961

* Tidak setuju dengan rencana PKI membentuk Angkatan Kelima

* Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

 Baca Juga: KJMU Tahap 2 Tahun 2021 Sudah Dibuka, Mahasiswa Segera Daftar! Begini Alurnya

7. Pierre Tendean

Kapten Anumerta Pierre Tendean ini lahir di Jakarta, 21 Februari 1939 dan meninggal karena diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari

* Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan

* Mengikuti pendidikan di Akademi Militer Jurusan Teknik tahun 1962.

* Bertugas sebagai penyusup ke Malaysia ketika sedang berkonfrontasi

* Ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution pada 1965

* Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

Para korban kekejaman G30S PKI atau Gerakan 30 September ini dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.

Berbagai buku sejarah pun telah menulis profil 7 pahlawan Revolusi yang menjadi korban kekejaman G30S PKI.*** (PR Pangandaran/Silmi Fadillah Meitasnia)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: PR Pangandaran

Tags

Terkini

Terpopuler