Perpindahan TV Analog menjadi Digital Secara Nasional, untuk Optimasi Teknologi dan Ekonomi

12 Maret 2021, 11:12 WIB
Analog Switch Off Dapat Picu Percepatan dan Peningkatan Kualitas Layanan Telekomunikasi /kominfo.go.id

ZONA BANTEN - ‌Pemerintah telah menargetkan penyiaran televisi analog akan berakhir di tanggal 2 November 2022 disertai pemberian layanan digital secara nasional.

Pelaksanaan Analog Switch Off (ASO) ini akan dilakukan bersamaan dengan pemberian layanan televisi digital secara nasional.

Ahmad Ramli, selaku Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemkominfo, juga angkat bicara mengenai peralihan penyiaran nasional ini seperti dikutip dalam artikel di situs resmi Kemenkominfo.

Menurut Ahmad, migrasi penyiaran televisi dari analog ke digital setidaknya berdampak positif bagi Indonesia terutama pada sektor teknologi dan ekonomi.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 14 Telah Dibuka, Namun Bukan Untuk 7 Golongan Pekerja Ini

"Ini kan kalau kita lihat misalnya masyarakat menggunakan TV analog, artinya kita tidak masuk ke teknologi digital. Maka fitur-fitur, kemudian kualitas gambar itu juga menjadi sangat seperti saat ini, terbatas, tidak maksimal," ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, masyarakat perlu melihat apakah saat ini sudah bermigrasi dari TV analog ke TV digital.

"Kalau belum, dua alternatifnya kalau punya budget tukar TV ke digital, tapi kalau tidak punya budget maka gunakan yang namanya set top box," ujar Ahmad menjelaskan.

Menurut Ahmad, set top box merupakan suatu alat yang bisa dihubungkan ke perangkat televisi, alat ini merubah TV analog menjadi TV digital,

"Harganya (alat set top box) di pasaran bisa 150 ribu sampai 250 ribu, tapi intinya sama dengan kalau kita beli pulsa bulanan," ujar Ahmad menambahkan.

Baca Juga: Cara Cek Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 14 Serta Pencairan Saldo Insentif

Ahmad mengajak masyarakat untuk beralih ke penyiaran digital agar bisa menyaksikan beragam konten.

"Banyak sekali konten-konten yang ditawarkan oleh stasiun TV sekarang secara simultan yang sudah digital.” ujar Ahmad.

“Saya mendapat laporan terus dari stasiun TV bahwa dia sudah membuka digital di daerah mana saja dan begitu saya cek bagus sekali," ujar Ahmad menegaskan.

Keuntungan lain dari aspek teknologi yang ditemukan Ahmad adalah, aspek penghematan.

Pada TV analog, satu kanal hanya bisa digunakan oleh satu TV, namun menggunakan digital kanal tersebut bisa digunakan hingga sampai 12 TV.

Dengan rasio 1 banding 12 tersebut, penyelenggara penyiaran dinilai tidak harus mempunyai infrastruktur multiplexer.

Baca Juga: 1000 Paket Olahan Ikan Dibagikan untuk Mencegah Stunting, Angka Konsumsi Ikan di Wonogiri Masih Kecil

Sama halnya dengan teknologi 5G yang secara otomatis mempunyai 112 MHz di frekuensi 700 akan terdorong lebih cepat.

"Saat ini masyarakat keluhannya hanya satu, sinyal internet jelek dan seterusnya, antara lain karena frekuensi kita terbatas," Ujar Ahmad menjelaskan.

Keuntungan lain yang ditemukan Ahmad adalah dari sisi ekonomi.

Contoh yang dibawakan oleh Ahmad adalah saat pertumbuhan broadband internet tumbuh hingga 10%, akan ada dampak sekitar 1,25% untuk pertumbuhan ekonomi.

"Ini kan sebetulnya spektakuler dan sekarang kita rasakan ketika semua orang berhenti berkegiatan seperti di mall tutup, tempat wisata tutup dan lain-lain, tapi yang namanya perdagangan online jalan terus, karena apa? Karena internet," ujar Ahmad menambahkan.

Baca Juga: PP PBVSI Dukung Keputusan Aprilia Manganang dan Tidak Akan Cabut Penghargaan yang Sudah Didapat

Menurut Ahmad, salah satu sektor yang tidak bisa dibatasi oleh pandemi Covid-19 adalah akses ekonomi melalui jaringan telekomunikasi.

"Begitu banyak mungkin jutaan orang yang tadinya mungkin tidak punya pekerjaan, jadi punya pekerjaan minimal jadi driver gojek.” ujar Ahmad.

“Kalau kita masih (jaringan seluler) 2G atau 3G, gak mungkin ada Gojek yang bisa beroperasi dengan fasilitas online seperti itu," ujar Ahmad menegaskan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Kominfo

Tags

Terkini

Terpopuler