Mensifati Asmaul Husna Sebagai Sarana Memperbaiki Akhlak, Simak Nilai-nilai di Dalamnya

20 September 2021, 14:12 WIB
Makna Al Muqaddim artinya Yang Maha Mendahulukan, salah satu nama Allah SWT dalam Asmaul Husna /Pixabay/yscan

ZONABANTEN.com – Kata ‘akhlak’ tentunya sudah tak asing lagi di tengah-tengah masyarakat sekarang ini, arti istilah akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa pemikiran dan pertimbangan.

Akhlak juga bisa diartikan sebagai sifat naluriah, budi pekerti, dan kelakuan manusia. Akhlak merupakan komponen dasar Islam ketiga yang berisi tentang ajaran tata perilaku atau sopan santun.

Sedangkan Asmaul Husna adalah nama-nama baik Allah SWT. Asmaul Husna ini tersebar dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Lantas bagaimana kita sebagai umat Muslim bisa mensifati sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul Husna tersebut.

Baca Juga: Data Kelayakan untuk Booster Vaksin COVID-19 Moderna dan J&J AS Menunggu Beberapa Minggu Lagi

  1. Nilai Pendidikan Akhlak

Nilai adalah sebuah esensi yang dimana ia tidak terletak dalam dirinya sendiri, namun tergantung pada pengemban atau penopangan.

Nilai adalah sifat, kualitas yang dimiliki sesuatu. Nilai dapat dibagi menjadi dua, nilai Ilahiyah (nash) yaitu nilai yang lahir dari keyakinan berupa petunjuk spiritual dari Tuhan dan nilai yang diwahyukan melalui Rasul.

Nilai-nilai Islam pada Asmaul Husna perlu dipandang sebagai suatu hal yang penting. Kemudian dimulai dari  pendidikan akhlak diharapkan nilai-nilai Islam pada Asmaul Husna akan tercapai atau terlaksana dalam kehidupan.

  1. Memahami Asmaul Husna

Asmaul Husna adalah pengenalan sifat-sifat-Nya dalam bahasa kemanusiaan. Tuhan memanifestasikan diri melalui asma (nama-nama)-Nya.

Adapun jumlah Asmaul Husna ada 99 nama. Asmaul Husna menyimpan rahmat bagi setiap insan yang mendambakan ridha Allah SWT.

Seluruh 99 nama yang terkandung dalam Asmaul Husna mengandung keutamaan, rahasia, dan pahala. Asmaul Husna adalah sifat Allah yang tidak terpaut dengan, sebelum, ataupun sesudah, awal dan akhir.

Tak ada batasan-batasan ruang dan waktu, Kekuatan-Nya adalah hakikat kekuasaan-Nya, kekuasaan-Nya adalah keabadian-Nya, kehendak-Nya adalah keinginan-Nya dan sebagainya.

Baca Juga: Para Peneliti Mengumpulkan Sampel Kelelawar di Kamboja untuk Melacak Asal Usul Pandemi COVID-19

  1. Menganalisis Sifat-Sifat Allah Dalam Asmaul Husna

Sifat-sifat Allah yang bisa dirangkum melalui Asmaul Husna adalah sebagai berikut :

-          Wujud artinya Ada

-          Qidam artinya Azali

-          Baqa artinya Kekal

-          Mukhalafathu artinya Berbeda dengan yang baru

-          Qiyamuhu binafsihi artinya Berdiri dengan sendirinya

-          Wahdaniyah artinya Esa

-          Qudrat artinya Kuasa

-          Iradat artinya Berkehendak

-          Ilmu artinya Mengetahui

-          Hayat artinya Hidup

-          Sama’ artinya Mendengar

-          Basar artinya Melihat

-          Kalam artinya Berkata-kata

-          Kaunuhu Qadiran artinya Keadaan-Nya Maha Kuasa

-          Kaunuhu Muridan artinya Keadaan-Nya Maha Kehendak

-          Kaunuhu Aliman artinya Keadaan-Nya Maha Berilmu

-          Kaunuhu Hayan artinya Keadaan-Nya Maha Hidup

-          Kaunuhu Sami’an artinya Keadaan-Nya Maha Mendengar

-          Kaunuhu Basiran artinya Keadaan-Nya Maha Melihat

-          Kaunuhu Mutakaliman artinya Keadaan-Nya Maha Berbicara

Baca Juga: 12 Adab Makan Ala Rasulullah, Nomor 6 Sering Dilupakan

  1. Mensifati Asmaul Husna

Asmaul Husna bukanlah esensi keberadaan Tuhan, Dia tetap berhakikat tak terperikan. Kita dilarang memikirkan esensi Sang Pencipta, renungkanlah ciptaan Allah, jangan merenungkan Zat-Nya sabda Nabi SAW.

Dengan konsep seperti ini Tuhan seakan berada ‘jauh’ dari kita. Kemudian Asmaul Husna menjadi pengenalan sifat-sifat-Nya dalam bahasa manusia. Tuhan memanifestasikan diri melalui Asmaul Husna.

Asmaul Husna diturunkan agar manusia bisa mengenal-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya, serta meneladani sifat-sifat-Nya (takhalluq bi akhlaq Allah).

Baca Juga: Cara Mendapatkan Pahala yang Besar dan Beriman pada Allah dari Surat Ali Imran Ayat 172

  1. Berakhlak Dengan Akhlak Allah

Bagaimanakah caranya agar kita sebagai manusia mampu meneladani akhlak Allah? Atau lebih tepatnya, mampukah kita berakhlak dengan akhlak Allah?.

Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seorang mukmin agar mampu mensifati Asmaul Husna. Ia harus terus meningkatkan kualitas jiwanya.

Jika ditarik secara garis besar ada tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu :

  1. Ta’alluq kepada Tuhan, yaitu berusaha mengingat dan meningkatkan kesadaran hati dan pikiran kita kepada Allah.
  2. Takhalluq, artinya mengesampingkan ego kita sendiri dan menegaskan sifat-sifat Allah yang secara potensial telah berada pada diri kita, yaitu bahwa segala sifat yang ada bersumber dari Tuhan sebagai bentuk kesempurnaan-Nya.

Namun bukan menirukan, bahkan menandingi-Nya, sebab ini di luar kemampuan manusia.

  1. Tahaqquq, yakni sebuah kemampuan untuk mengaktualisasikan kesadaran seorang mukmin yang dirinya sudah ‘didominasi’ sifat-sifat Tuhan sehingga tercermin dalam perilakunya yang suci dan mulia.

Tahapan ketiga ini merupakan tahapan yang banyak di dambakan manusia.

Itulah tadi beberapa penjelasan tentang pentingnya mengenal Asmaul Husna pada diri sendiri sebagai sarana memperbaiki akhlak.

Pengenalan Asmaul Husna akan memberikan sebuah dorongan untuk memahami arti penting tentang sebuah kehidupan yang disandarkan pada manusia. Asmaul Husna memiliki makna yang luas dan mendalam terhadap hubungan antara Sang Pencipta dengan makhluknya.

Mengenal Asmaul Husna nantinya dapat dijadikan sebuah pedoman agar tercipta suatu kehidupan yang damai dan harmonis.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Buku Asmaul Husna - Ibnu Ajibah Al -Husaini

Tags

Terkini

Terpopuler