Yoshie Shiratori, Kisah Cerdik Pelarian Tahanan Jepang yang Miliki Kemampuan Di atas Manusia Normal

- 25 Februari 2022, 14:34 WIB
Yoshie Shiratori, Kisah Cerdik Pelarian Tahanan Jepang yang berhasil kabur sebanyak empat kali dengan kemampuan diatas manusia normal. /Instagram @evil_jack.o
Yoshie Shiratori, Kisah Cerdik Pelarian Tahanan Jepang yang berhasil kabur sebanyak empat kali dengan kemampuan diatas manusia normal. /Instagram @evil_jack.o /



ZONABANTEN.com - Kisah ini terjadi di Aomori, Jepang 1936. Tahanan Yoshie Shiratori sudah merasa muak. Dirinya dipaksa untuk mengaku atas pembunuhan yang tidak ia lakukan.

Yoshie dipenjara secara tidak adil dan dijatuhi hukuman di pengadilan Aomori. Dipukul dan disiksa setiap malam oleh penjaga penjara Aomori, bahkan lebih buruknya, jaksa akan memvonis Yoshie hukuman mati.

Ia berpikir, sangat sia-sia jika bertahan dan sudah waktunya untuk pergi. Tapi penjara Aomori bukanlah penjara yang mudah untuk melarikan diri.

Baca Juga: Lirik Lagu Fiersa Besari – Juara Kedua, Kisahkan Tentang Sebuah Luka yang Disembunyikan

Dirinya pun terus memantau selama berbulan-bulan dan mengetahui ada jeda setiap 15 menit saat polisi melakukan patroli.

Saat waktu aman, ia mengeluarkan kawat logam yang ia ambil dari bak pemandian untuk membuka kunci penjara.

Ia berhasil membuka dan kabur setelah melewati banyak pintu dengan hati-hati selama kurun waktu 15 menit tanpa diketahui petugas.

Namun hebatnya, Yoshie mengetahui apabila kabur, sistem keamanan akan berbunyi, maka ia menipu penjaga dengan menaruh patahan papan kayu lantai penjara di dalam tempat tidurnya seolah-olah dirinya sedang terlelap tidur. Penjaga pun baru mengetahui Yoshie kabur keesokan harinya.

Baca Juga: Serangan di Ukraina Menewaskan Sedikitnya 137 Orang Setelah Hari Pertama Invasi Rusia

Tetapi sangat disayangkan usaha berbulan-bulannya untuk kabur sia-sia, sebab selang tiga hari Yoshie kembali ditangkap setelah ketahuan mencuri obat-obatan di rumah sakit.

Hal ini membuatnya dijatuhi hukuman seumur hidup. Ia tidak dapat bertemu dengan istri maupun anaknya.

Enam tahun berselang, yakni tahun 1942, Yoshie dipindahkan ke penjara kota Akita. Disana ia diperlakukan lebih buruk oleh para penjaga sebab mereka mengetahui kasus Yoshie yang pernah kabur dari penjara sebelumnya.

Disiksa, kerja paksa, diborgol setiap saat, hingga tidur di lantai beton dingin pada musim dingin sudah seperti makanan bagi Yoshie setiap hari. 

Baca Juga: Terjadi Lagi! The Simpson Telah Ramalkan Invasi Rusia ke Ukraina Pada Salah Satu Episode di Tahun 1998

Ia ditaruh di ruangan khusus yang sangat kecil yang memiliki langit-langit penjara yang begitu tinggi.

Tidak ada jendela sama sekali, hanya ada satu lobang kecil selebar pundak manusia diatas langit-langit sebagai ventilasi yang mana ruangan ini juga dirancang untuk mencegah seseorang melarikan diri.

Namun hal ini tak berlaku bagi Yoshie. Ia berhasil memanjat dinding halus selnya yang mustahil, mencapai ventilasi udara, dan setiap malam ia berusaha melonggarkan penutupnya agar dapat membuka ventilasi sepenuhnya untuk melepaskan diri.

Setelah berhasil kabur selama berminggu-minggu dan terus bersembunyi,dia memutuskan untuk pergi ke rumah seorang petugas polisi.

Baca Juga: Gempa 6,2 SR Guncang Sumatra Barat, Ini Penjelasan Lengkap dari BMKG Beserta Dampaknya

Rupanya polisi ini adalah satu-satunya orang yang menunjukan kebaikan kepadanya di penjara Akita.

Tak disangka, petugas ini akhirnya menyerahkan Yoshie kepada pihak berwenang, dan dia bersumpah untuk tidak pernah mempercayai petugas polisi lagi.

Yoshie dipindahkan untuk ketiga kalinya ke Penjara Abashiri, yang terletak di daerah terpencil di Hokkaido Utara. Penjara Abashiri dikenal sebagai penjara terburuk di Jepang.

Ia dipindahkan ke sebab sudah melarikan diri dua kali, dan polisi ingin dia tetap tinggal. Seperti keberuntungan dan kegigihan yang selalu berpihak, dia berhasil melarikan diri dari Abashiri.

Baca Juga: Simak Tips Ikut Pelatihan Kartu Prakerja Gelombang 23

Namun, hal ini membutuhkan waktu yang lama hingga berbulan-bulan agar dapat kabur.

Bagaimana Yoshie melakukannya kali ini? Pria itu memiliki kecerdasan yang tak ada habisnya.

Setiap pagi, dirinya akan mengolesi sup miso, makanan sehari-harinya ke kusen pintu selnya. Garam dan kelembaban dari sup miso yang akhirnya menimbulkan korosi dan melemahkan kusen pintu.

Sekali lagi, pelarian Yoshie dipublikasikan, dan menjadi berita utama di beberapa surat kabar di Shimbun Hokkaido. Namun, lagi-lagi Yoshie berhasil ditangkap kembali.

Baca Juga: Link Nonton My Dress Up Darling Sub Indo Episode 8

Ia kembali diadili untuk yang keempat kalinya karena melarikan diri, dan dia dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Distrik Sapporo.

Selain itu, selama Yoshie di Penjara Sapporo ia diawasi enam penjaga bersenjata, dan berada di bawah pengawasan 24 jam.

Penjara Sapporo akhirnya dibuat khusus yang dirancang untuk mencegahnya melarikan diri melalui ventilasi udara di langit-langit, dan penjaga sangat percaya pada sel yang baru direnovasi sehingga mereka tidak lagi repot-repot memborgol Yoshie.

Baca Juga: Lolos Kartu Prakerja Gelombang 23, Begini Cara Mudah Cairkan Dana Insentif Rp3,4 Juta

Memang benar bahwa Yoshie telah menua dan lelah, sambil menunggu eksekusi pada tahun 1947, rupanya hal tak terduga kembali diperlihatkannya, Yoshie memanfaatkan waktunya setiap malam untuk membuka baut papan lantai kayu penjara, selain itu juga menggunakan mangkuk makanan untuk menggali tanah menuju jalan keluar dari penjara.

Ia berhasil hidup bebas selama setahun sebelum kembali ditangkap setelah pelariannya yang cukup melelahkan, tujuannya hanya satu yakni menemui istri dan anaknya yang belum bisa ia jumpai.

Dia diadili sekali lagi untuk yang keempat kalinya oleh Pengadilan Tinggi Sapporo. Beruntungnya mereka mencatat bahwa dalam keempat pelarian Yoshie, tidak satupun Yoshie melakukan kekerasan fisik kepada penjaga, meskipun faktanya pelecehan oleh penjaga merajalela di semua penjara.

Baca Juga: Arsenal Mengalahkan Wolverhampton 2 – 1 secara Dramatis di Liga Inggris

Pengadilan Tinggi Sapporo memutuskan untuk mencabut putusan hukuman mati sebelumnya. Sebaliknya memberi hukuman terakhir 20 tahun penjara.

Yoshie meminta agar dia dipenjara di Tokyo, yang dikabulkan oleh pengadilan. Dia menghabiskan hari-harinya di Penjara Fuchu sampai tahun 1961 ketika dia diberi pembebasan bersyarat.

Akhirnya setelah melalui proses yang begitu panjang dan melelahkan, dirinya bisa bersatu kembali dengan putrinya dan menceritakan kisah hidupnya ini.

Baca Juga: Rupiah Menguat Jumat Pagi Tadi Sebanyak 8 Poin, Berikut Penyebabnya!

Untuk mengenang, Museum Penjara Abashiri membuat patung manusia yang tengah memanjat celah-celah penjara sebagai bentuk mengenang keahlian dan kecerdikan seorang Yoshie Shiratori.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: YouTube Kento Bento


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah