Kisah Warga Myanmar Ikut Milisi Demi Memperjuangkan Demokrasi Mereka

- 17 Juni 2021, 08:13 WIB
Milisi yang dipimpin dilatih Persatuan Nasional Karen (KNU) di negara bagian Karen Myanmar pada Jumat, 9 April 2021, yang didapatkan Reuters.
Milisi yang dipimpin dilatih Persatuan Nasional Karen (KNU) di negara bagian Karen Myanmar pada Jumat, 9 April 2021, yang didapatkan Reuters. /Sumber: Reuters/Reuters

Di Kayah dan negara bagian Shan, para pejuang sipil bergabung dengan kelompok etnis bersenjata lokal untuk melakukan perlawanan 10 hari pada akhir Mei.

Pada pertempuran itu, mereka mengklaim telah membunuh lebih dari 120 pasukan rezim. 

Sementara itu, Tatmadaw telah menembak mati sukarelawan kemanusiaan yang memberikan bantuan makanan.

Tatmadaw juga telah menembak mati orang-orang terlantar yang kembali ke kota untuk mendapatkan beras dan persediaan. 

Pada 24 Mei, pasukan rezim menembakkan artileri ke sebuah gereja Katolik yang menjadi tempat berlindungnya lebih dari 300 orang, menewaskan empat dari mereka.

Pada 9 Juni, seorang pakar PBB memperingatkan terjadinya kematian massal akibat kelaparan, penyakit, dan paparan di Negara Bagian Kayah.

Semua itu terjadi  setelah Tatmadaw memutus akses ke makanan, air, dan obat-obatan bagi lebih dari 100.000 warga sipil yang terlantar.***

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah