Kisah Warga Myanmar Ikut Milisi Demi Memperjuangkan Demokrasi Mereka

- 17 Juni 2021, 08:13 WIB
Milisi yang dipimpin dilatih Persatuan Nasional Karen (KNU) di negara bagian Karen Myanmar pada Jumat, 9 April 2021, yang didapatkan Reuters.
Milisi yang dipimpin dilatih Persatuan Nasional Karen (KNU) di negara bagian Karen Myanmar pada Jumat, 9 April 2021, yang didapatkan Reuters. /Sumber: Reuters/Reuters

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Andrew, seorang warga Myanmar bergabung dengan jutaan orang di seluruh Myanmar dalam demonstrasi damai untuk kembali ke pemerintahan sipil.

Kurang dari dua bulan kemudian, pria berusia 27 tahun itu berlatih untuk membunuh tentara dengan senapan berburu kayu di hutan negara bagian Kayah di perbatasan tenggara Myanmar dengan Thailand.

“Sebelum kudeta, saya bahkan tidak bisa membunuh binatang,” ujar Andrew, yang, seperti pejuang perlawanan lainnya saat diwawancarai oleh Al Jazeera, lebih suka namanya tidak diungkapkan karena alasan keamanan. 

“Ketika saya melihat militer membunuh warga sipil, saya merasa sangat sedih dan terganggu…” ujar Andrew.

“Saya sampai pada pola pikir bahwa saya berjuang untuk rakyat melawan diktator militer yang jahat.” ujar Andrew menegaskan.

Baca Juga: Moeldoko : Kekerasan di Poso Tidak Terkait Masalah Agama

Andrew termasuk salah satu warga sipil yang terpaksa berlatih untuk membunuh, dan jumlah mereka terus bertambah di seluruh penjuru Myanmar, banyak dari mereka masih muda.

Mereka mengangkat senjata untuk menjatuhkan militer yang telah menewaskan lebih dari 860 orang, sebagian besar dalam protes anti-kudeta.

Selain itu, pemerintah kudeta Myanmar juga sudah menangkap lebih dari 6.000 orang serta menggunakan taktik yang tidak manusiawi termasuk penyiksaan dan penghilangan paksa sejak merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x