Sejarah Ukraina: Sejak Merdeka, Dicaploknya Wilayah Krimea sampai Tertembaknya Pesawat MH17 Tahun 2014

24 Februari 2022, 11:36 WIB
Monument Kemerdekaan dan Bendera Ukraina. /Reuters/Valentyn Ogirenko /

ZONABANTEN.com - Ukraina adalah sebuah negara yang berada di timur Eropa dan berbatasan langsung dengan Rusia.

Ukraina yang memiliki luas 603.628 km persegi adalah bagian dari wilayah Uni Soviet sebelum merdeka pada 24 Agustus 1991.

Saat ini, Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui telah memberi pengakuan atas dua wilayah separatis di timur Ukraina, Donetsk dan Luhansk yang mendeklarisikan kemerdekaan dan memisahkan diri dari Ukraina.

Baca Juga: Menag Analogikan Pengeras Suara Masjid dengan Gonggongan Anjing, Roy Suryo: Apakah layak…

Putin juga memerintahkan pasukan militernya masuk ke wilayah tersebut dengan dalih ‘penjaga perdamaian’, namun pihak barat mengatakan bahwa tindakan tersebut adalah sebuah invasi.

Pihak barat mengklaim, Rusia telah menempatkan 180.000 pasukan militernya di perbatasan Ukraina sudah dalam posisi siap menginvasi penuh Ukraina.

Sebelum itu, Ukraina dan Rusia sudah berkonflik sejak tahun 2014 yang berakhir dengan dicaploknya wilayah Ukraina di Semenanjung Krimea oleh Rusia.

Dilansir ZONABANTEN.com dari Reuters pada Kamis, 24 Februari 2022. Berikut adalah sejarah Ukraina sejak merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991 sampai dicaplokya wilayah Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.

Baca Juga: Masak Tanpa Menggunakan Minyak Goreng di Rumah? Bisa Dong! Begini Caranya

1991: Leonid Kravchuk, pemimpin republik Soviet Ukraina, mendeklarasikan kemerdekaan dari Moskow.

Dalam referendum dan pemilihan presiden, Ukraina menyetujui kemerdekaan dan memilih presiden Kravchuk.

1994: Kravchuk kalah dalam pemilihan presiden dari Leonid Kuchma.

1999: Kuchma terpilih kembali pada 1999 dalam pemungutan suara yang penuh dengan dianggap penuh kecurangan.

2004: Kandidat pro-Rusia Viktor Yanukovich dinyatakan sebagai presiden tetapi kemenangannya dituduh penuh kecurangan sehingga memicu protes yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Oranye, yang bertujuan untuk memaksa pemilihan ulang. Seorang mantan perdana menteri pro-Barat, Viktor Yuschenko, terpilih sebagai presiden.

Baca Juga: Susul Harga Minyak Goreng, PSI Tangsel Minta Pemkot Operasi Stabilitas Harga Kedelai

2005: Yuschenko mengambil alih kekuasaan dengan janji untuk memimpin Ukraina keluar dari pengaruh Kremlin, lalu mendekati NATO dan Uni Eropa.

2008: NATO menjanjikan Ukraina suatu hari akan bergabung dengan aliansi.

2010: Yanukovich mengalahkan Tymoshenko dalam pemilihan presiden. Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan harga gas dengan imbalan perpanjangan sewa untuk angkatan laut Rusia di pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

2013: Pemerintah Yanukovich menangguhkan pembicaraan perdagangan dengan Uni Eropa pada bulan November dan memilih untuk menghidupkan kembali hubungan ekonomi dengan Moskow, yang memicu demonstrasi massal selama berbulan-bulan di Kyiv.

Baca Juga: Apa Yang Harus Dilakukan Setelah Lolos Kartu Prakerja Gelombang 23? Simak Jawabannya di Sini

2014: Demonstrasi sebagian besar terfokus di sekitar alun-alun Maidan Kyiv, berubah menjadi kekerasan. Puluhan pengunjuk rasa tewas. 

Pada bulan Februari, parlemen memilih menggulingkan Presiden Yanukovich, yang melarikan diri. 

Dalam beberapa hari, orang-orang bersenjata merebut parlemen di wilayah Ukraina Krimea dan mengibarkan bendera Rusia. 

Moskow mencaplok wilayah itu setelah referendum 16 Maret yang menunjukkan dukungan luar biasa di Krimea untuk bergabung dengan Federasi Rusia.

Baca Juga: Spesifikasi Realme GT Neo 3 Terungkap: RAM 12GB, Snapdragon 888, Siap Lawan Poco X4 PRO! HP Terbaru 2022

Pada bulan April, separatis pro-Rusia di wilayah timur Donbass mendeklarasikan kemerdekaan. 

Pertempuran pecah yang berlanjut secara sporadis, meskipun sering terjadi gencatan senjata, hingga 2022.

Pada bulan Mei, pengusaha Petro Poroshenko memenangkan pemilihan presiden dengan agenda pro-Barat.

Pada bulan Juli, sebuah rudal menjatuhkan pesawat penumpang MH17 dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, menewaskan 298 orang di dalamnya. 

Baca Juga: Ingin Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 24? Simak Persyaratannya Berikut Ini!

Senjata yang digunakan ditelusuri kembali oleh penyelidik ke Rusia, yang menyangkal keterlibatannya.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler