Susul Harga Minyak Goreng, PSI Tangsel Minta Pemkot Operasi Stabilitas Harga Kedelai

- 24 Februari 2022, 11:22 WIB
Boedi Surjono. /Zonabanten/Ari
Boedi Surjono. /Zonabanten/Ari /

ZONABANTEN.com - Ketua Divisi Ekonomi Kerakyatan DPD PSI Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Boedi Surjono meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) segera melakukan operasi pasar dalam menstabilkan harga kedelai dan minyak goreng di masyarakat.

Mengingat mogoknya beberapa perajin tahu dan tempe sebab mahalnya harga bahan baku kedelai, kata Boedi, Pemkot Tangsel dapat melihat alur distribusi sumber protein nabati tersebut. Selain itu, imbuhnya, Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pusat juga harus berkoordinasi dengan Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), dalam menangani tingginya harga kedelai di dalam negeri.

"Pemkot Tangsel harus melihat dan menelusuri kembali saluran distribusi kedelai. Memastikan distribusinya berjalan dan tersalurkan secara lancar, atau tertimbun di wilayah tertentu. Turun tangan dengan operasi pasar guna menstabilkan harga kedelai. Berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Akindo, guna mencari tahu permasalahan yang ada mengenai supply kedelai," tegas Boedi.

Selain kedelai, upaya stabilitas harga minyak goreng yang dilakukan oleh Pemkot Tangsel perlu diberi apresiasi. Operasi pasar yang dikerjasamakan dengan salah satu pabrik di wilayah Tangsel, dapat menekan harga minyak goreng yang beredar di pasaran tradisional.

Baca Juga: Perajin Tempe Minta Pemerintah Andil Turunkan Harga Kedelai, Pengamat: Solusinya Beri Subsidi

"Operasi pasar murah untuk minyak goreng yang sudah dilakukan oleh Pemkot, tentunya perlu diapresiasi. Karena, dapat dimungkinkan minyak goreng yang dijual Rp14 ribu itu, tentunya dapat mempengaruhi harga minyak goreng di pasar-pasar tradisional. Jadi, jika operasi pasar murah untuk minyak goreng dapat dilakukan, perajin tempe dan tahu, tentunya mengharapkan hal yang sama, yang dapat dilakukan oleh Pemkot Tangsel," ungkap Boedi.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang perajin tempe di Tangsel Casiah meminta, agar Pemerintah turut andil dalam menurunkan harga kedelai. Menurut Casiah, kenaikan harga kedelai di 2022 ini lebih parah dibanding dengan sebelumnya.

"Sebetulnya bukan langka, tapi harganya tinggi. Jadi orang tua saya memang produksi, harganya itu sudah Rp1,3 juta per kuintalnya. Biasanya cuma Rp700 ribu. Jadi yang kami minta itu tolong (ke Pemerintah) bantu turunkan harganya. Karena pelanggan ngga mau kalau dinaikan harga tempenya," kata Casiah kepada wartawan, ditulis Rabu 23 Februari 2022.

Baca Juga: Tegaskan Tak Ada Penghapusan Tenaga Honorer, Wali Kota Tangsel: Dijadikan Pegawai Kontrak

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x