FBI Dibayangi Kemungkinan Ancaman Orang Dalam di Hari Pelantikan Joe Biden

18 Januari 2021, 19:33 WIB
Joe biden /instagram.com/joebiden

ZONABANTEN.com - Biro Investigasi Federal atau FBI sedang memeriksa semua dari 25.000 pasukan Garda Nasional yang akan ditempatkan di Washington DC untuk pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.

Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah pejabat pertahanan menyatakan adanya kemungkinan ancaman orang dalam di antara pasukan.

Dilansir dari Forbes, menurut Associated Press, pejabat militer sadar akan potensi ancaman dan Sekretaris Angkatan Darat, Ryan McCarthy telah memperingatkan para komandan untuk mewaspadai masalah dalam barisan mereka.

Baca Juga: 6 Hal yang Sebaiknya Tidak Kamu Lakukan Saat Alami Sembelit, Salah Satunya Minum Kopi di Pagi Hari

McCarthy mencatat bahwa mereka melakukan "pandangan kedua, ketiga, pada setiap orang yang ditugaskan untuk operasi ini," dan pasukan juga dilatih tentang cara mengidentifikasi potensi ancaman orang dalam.

Minggu lalu, Jacob Fracker, seorang kopral di Garda Nasional Virginia adalah personel militer aktif pertama yang ditangkap karena berpartisipasi dalam pemberontakan dan kekerasan di Capitol pada 6 Januari.

Selain Fracker, gerombolan penyerang Capitol juga ada yang termasuk petugas penegak hukum dan pensiunan anggota militer, beberapa di antaranya juga telah ditangkap. Satu dari lima orang yang tewas dalam insiden itu, Ashli ​​Babbitt, adalah seorang veteran angkatan udara.

Baca Juga: Soal Vaksinasi, Ketua DPRD Tangerang Selatan: Tak Perlu Debat, Ini Ikhtiar Kita

Kepala Staf Gabungan AS menandatangani surat yang ditujukan kepada semua personel militer AS, mengingatkan bahwa tugas mereka adalah mendukung dan mempertahankan Konstitusi, menambahkan bahwa Presiden terpilih Biden akan segera menjadi panglima tertinggi mereka berikutnya.

"Seperti yang telah kami lakukan sepanjang sejarah, militer AS akan mematuhi perintah yang sah dari kepemimpinan sipil, mendukung otoritas sipil untuk melindungi nyawa dan properti, memastikan keselamatan publik sesuai dengan hukum," dikutip dari Forbes.

Surat yang tidak biasa itu dipandang sebagai upaya untuk tetap bersikap apolitis di tengah seruan darurat militer oleh pendukung Presiden Donald Trump yang berusaha membatalkan hasil pemilu.

Baca Juga: Berhati-hatilah, Telapak Kaki Dingin Terus Menerus Gejala Penyakit Anemia dan Diabetes

Baca Juga: Berhati-hatilah, Telapak Kaki Dingin Terus Menerus Gejala Penyakit Anemia dan Diabetes

Pasukan yang hadir di ibu kota AS dua setengah kali jumlah pelantikan sebelumnya, bergerak di sekitar Capitol Hill yang telah diblokir oleh barikade, National Mall telah ditutup untuk masyarakat, karena kekhawatiran keamanan akan serangan kelompok bersenjata dan ditanamnya alat peledak improvisasi.

Laporan intelijen juga menunjukkan kelompok-kelompok yang mengorganisir unjuk rasa bersenjata menjelang Hari Pelantikan dan mungkin setelahhnya.

Situasi keamanan yang tegang kini tercipta, karena Trump telah sepenuhnya  menolak kekalahan dari Biden, berulang kali mengklaim tanpa bukti bahwa pemilu itu dicuri darinya.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Forbes

Tags

Terkini

Terpopuler