Pasien COVID-19 Memilki Kemungkinan Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental

- 17 Februari 2022, 16:44 WIB
Pasien COVID-19 Memilki Kemungkinan Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental
Pasien COVID-19 Memilki Kemungkinan Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental /Pixabay/orderortel

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Jepang Diperkirakan akan Cabut Status Darurat di 5 Daerah Ini

Studi ini telah mencatat medis elektronik dari 153.848 orang dewasa yang dites positif virus corona antara 1 Maret 2020, dan 15 Januari 2021, dan bertahan setidaknya selama 30 hari. Karena masih awal pandemi, sangat sedikit yang divaksinasi sebelum terinfeksi. Pasien diikuti hingga 30 November 2021.

Al-Aly mengatakan timnya berencana untuk menganalisis apakah vaksinasi berikutnya mengubah gejala kesehatan mental orang, serta masalah medis pasca-COVID-19 lainnya yang telah dipelajari kelompok tersebut.

Pasien COVID-19 dibandingkan dengan lebih dari 5,6 juta pasien dalam sistem Veteran yang tidak dites positif virus corona dan lebih dari 5,8 juta pasien sebelum pandemi, dalam periode Maret 2018 hingga Januari 2019. Untuk mencoba mengukur efek kesehatan mental COVID-19 terhadap virus lain, para pasien juga dibandingkan dengan sekitar 72.000 pasien yang menderita flu selama dua setengah tahun sebelum pandemi. Al-Aly mengatakan bahwa terlalu sedikit kasus flu selama pandemi untuk memberikan perbandingan kontemporer.

Para peneliti berusaha meminimalkan perbedaan antar kelompok dengan menyesuaikan banyak karakteristik demografi, kondisi kesehatan pra-COVID-19, tempat tinggal di panti jompo dan variabel lainnya.

Baca Juga: BLT Dana Desa 2022 Segera Disalurkan, Penuhi Syaratnya dan Dapatkan Rp300 Ribu Setiap Bulan

"Ini tidak terlalu mengejutkan bagi saya karena kami telah melihat ini," ujar Dr Maura Boldrini, seorang Profesor Psikiatri di New York-Presbyterian Columbia University Medical Center. "Sangat mengejutkan bagi saya berapa kali kita melihat orang dengan gejala baru ini tanpa riwayat psikiatri sebelumnya."

Kebanyakan veteran dalam penelitian ini adalah laki-laki, tiga perempatnya berkulit putih dan usia rata-rata mereka adalah 63 tahun, jadi temuan ini mungkin tidak berlaku untuk semua orang Amerika Serikat. Namun, penelitian ini melibatkan lebih dari 1,3 juta wanita dan 2,1 juta pasien kulit hitam, dan al-Aly mengatakan "Kami menemukan bukti peningkatan risiko tanpa memandang usia, ras, atau jenis kelamin."

Ada beberapa kemungkinan alasan peningkatan diagnosis kesehatan mental, kata al-Aly dan para ahli dari luar. Boldrini mengatakan, dia yakin gejalanya kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor biologis dan tekanan psikologis yang terkait dengan penyakit.

"Dalam psikiatri, hampir selalu ada interaksi," ucapnya.

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: straitstimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x