Pasien COVID-19 Memilki Kemungkinan Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental

- 17 Februari 2022, 16:44 WIB
Pasien COVID-19 Memilki Kemungkinan Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental
Pasien COVID-19 Memilki Kemungkinan Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental /Pixabay/orderortel

ZONABANTEN.com - Isolasi sosial, tekanan ekonomi, kehilangan orang yang dicintai dan perjuangan lainnya selama pandemi telah berkontribusi pada meningkatnya masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Tetapi bisakah seorang pasien COVID-19 meningkatkan risiko terkait masalah kesehatan mental? Sebuah studi baru yang besar menunjukkan hal itu bisa.

Studi yang di terbitkan pada Rabu 16 Februari 2022, di jurnal The BMJ, menganalisis catatan hampir 154.000 pasien COVID-19 dalam sistem Administrasi Kesehatan Veteran dan membandingkan, pengalaman mereka di tahun setelah mereka pulih dari infeksi awal dengan pengalaman serupa sekelompok orang yang tidak tertular virus.

Baca Juga: Update Covid-19 RI Hari Kamis 17 Februari 2022, 63.956 Orang Terkonfirmasi Positif

Studi ini hanya melibatkan pasien yang tidak memiliki diagnosis atau perawatan kesehatan mental selama setidaknya dua tahun sebelum terinfeksi virus corona, yang memungkinkan para peneliti untuk fokus pada diagnosis dan perawatan kejiwaan yang terjadi setelah infeksi virus corona.

Orang yang memilki COVID-19 39 persen lebih mungkin didiagnosis dengan depresi, dan 35 persen lebih mungkin didiagnosis dengan kecemasan selama berbulan-bulan. setelah infeksi daripada orang tanpa COVID-19 selama periode yang sama.

Studi tersebut menemukan, pasien COVID-19 38 persen lebih mungkin didiagnosis dengan stress dan gangguan penyesuaian serta 42 persen lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan tidur daripada orang yang tidak terinfeksi.

Baca Juga: Park Min Young Diincar untuk Bintangi Drama Baru tvN, MonWedFriTuesThursSa

"Tampaknya ada kelebihan diagnosa kesehatan mental dalam beberapa bulan setelah COVID-19," ujar Paul Harrison, seorang Profesor Psikiatri di Universitas Oxford, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Ia mengatakan bahwa hasilnya menggemakan gambaran yang muncul dari penelitian lain, termasuk studi tahun 2021 di mana ia menjadi penulisnya, dan itu memperkuat kasus bahwa ada sesuatu tentang COVID-19 yang membuat orang berisiko lebih besar mengalami kondisi kesehatan mental umum.

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: straitstimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x