Sebagian besar yang terinfeksi menurut Amin hanya mengalami gejala ringan atau asimtomatik dan jumlah mereka yang membutuhkan rawat inap tidak akan sebanyak gelombang kedua.
Dr Leong Hoe Nam, seorang spesialis penyakit menular di Klinik Rophi Singapura, sebagian setuju dengan alasan sebelumnya.
“Jawaban singkatnya adalah masyarakat Indonesia dirugikan dengan penggunaan vaksin China yang kurang efektif sebagai pengganti vaksin messenger-RNA,” ujarnya.
“Tetapi keberuntungan adalah karena Omicron ternyata secara anekdot menjadi jauh lebih ringan bahkan bagi mereka yang divaksinasi dengan vaksin yang tidak aktif," tambahnya.***