Pusing Merupakan Gejala Omicron Tak Terduga dan Tidak Boleh Dianggap Enteng

- 2 Februari 2022, 15:01 WIB
Ilustrasi seorang wanita merasa pusing
Ilustrasi seorang wanita merasa pusing /Pixabay

ZONABANTEN.com – Meskipun para ahli kesehatan menyatakan varian Omicron akibatkan gejala ringan, masih ada kekhawatiran peningkatan jumlah kasus dapat menimbulkan masalah besar bagi komunitas perawatan kesehatan.

Hal ini  varian SARS-CoV-2 ini diketahui akan berakibat munculnya gejala yang mirip dengan jenis sebelumnya, ada banyak bukti varian juga bisa memicu gejala yang tidak terduga di antara pasien.

Seperti dilansir dari media Medical Daily, Rabu, beberapa hasil penelitian dari para ilmuwan dan ahli medis menerangkan bahwa pusing dapat menjadi penanda peringatan Omicron.

Beberapa pasien mengeluhkan bahwa mereka mengalami hal ini saat berjuang melawan COVID-19, menurut media Best Life.

Baca Juga: Denmark Jadi Negara Eropa Pertama yang Cabut Semua Pembatasan Covid

Sebuah penelitian yang dipublikasikan  di  Amerika Serikat (AS) yaitu U.S. National Library of Medicine National Institutes of Health pada bulan lalu mewartakan prevalensi pusing pada banyak pasien COVID-19.

Para peneliti mencatat pusing lebih umum daripada gejala lain yang menunjukkan SARS-CoV-2.

Sebuah penelitian sebelumnya yang dipublikasikan  pada September 2020 memperlihatkan bahwa adanya pusing sebagai manifestasi klinis COVID-19.

Di saat itu, menurut tim peneliti, pusing bukanlah gejala yang mengagetkan sebab kondisi tersebut telah lama dihubungkan dengan infeksi virus, secara historis.

Daftar resmi tanda dan gejala yang diakui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tidak memasukkan pusing, namun menyebutkan adanya sakit kepala dan mual.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Ketersediaan Lapangan Pekerjaan di Jepang Menurun di Tahun 2021

Kemudian, karena gejalanya tidak dikenali sebagai tanda khas COVID-19, dokter cenderung mengabaikan pusing dibandingkan tanda infeksi lainnya.

Tetapi sekarang Omicron memicu gejala pusing pada kebanyakan pasien dan para ahli kesehatan mendesak semua orang untuk berhati-hati dengan gejala nonspesifik ini.

“Kami ingin menekankan pusing tidak boleh dianggap enteng karena telah terbukti menjadi manifestasi klinis di antara pasien COVID-19”.

“Sangat penting dokter tetap waspada, terutama ketika mengelola gejala nonspesifik seperti pusing, karena dapat dengan mudah diabaikan, ”tulis penulis studi teranyar tentang COVID-19 dan pusing.

Layanan Kesehatan Nasional di Inggris (NHS) telah membedakan jenis pusing yang disebabkan SARS-CoV-2 dibandingkan dengan yang dipicu infeksi dan kondisi virus lainnya.

Baca Juga: Badai COVID-19 Hantam Liga 1, PT LIB: Kompetisi Jalan Terus, Menpora Turun Tangan Semprit PSSI

Menurut organisasi tersebut, COVID-19 mengakibatkan sensasi berputar atau rasa gerakan yang berubah yang sering disebut vertigo.

Disamping itu, infeksi virus corona dapat menyebabkan  pasien seolah-olah akan pingsan.

Kedua manifestasi ini cenderung muncul selama fase infeksi akut.

Tetapi keduanya juga dapat muncul selama masa pemulihan atau sebagai bagian dari gejala long COVID-19.

Orang yang mengalami pusing atau sakit kepala ringan yang disebabkan oleh COVID-19 disarankan bergerak perlahan saat berpindah dari satu posisi ke posisi lain, terutama saat mencoba duduk atau berdiri dari posisi berbaring.
Kemudian, sebaiknya hubungi penyedia layanan kesehatan jika gejala memburuk.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah