Filosofi Kehidupan Dalam 11 Tembang Macapat, Beserta Guru Gatra, Guru Lagu, dan Guru Wilangannya

- 21 September 2021, 05:10 WIB
Filosofi Kehidupan Dalam 11 Tembang Macapat, Beserta Guru Gatra, Guru Lagu, dan Guru Wilangannya
Filosofi Kehidupan Dalam 11 Tembang Macapat, Beserta Guru Gatra, Guru Lagu, dan Guru Wilangannya /Pixabay @masbebet

Selain itu, tembang Durma juga membawa pesan agar manusia senantiasa bersyukur terhadap segala kenikmatan yang telah diberi oleh Tuhan.

Aturan persajakan :

  1. Guru gatra : jumlah kalimat tiap bait kalimat;
  2. Guru wilangan : jumlah suku kata pada tiap larik yaitu 12, 8, 6, 7, 8, 5, 7 kalimat;
  3. Guru lagu : jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik yaitu a, i, a, a, i, a, i
  1. Pangkur

Tembang macapat Pangkur dapat diartikan dengan kata mungkur yang artinya ‘undur diri’. Tembang Pangkur mengisahkan kehidupan manusia yang sudah tua dan telah banyak kemunduran dalam fisiknya, waktu dimana manusia harus menyingkirkan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Tuhan untuk bekal di alam baka.

Raga juga mulai lemah tidak sekuat ketika ia masih muda. Tembang Pangkur ini digunakan masyarakat Jawa sebagai pitutur (nasehat) yang disampaikan dengan kasih sayang.

Aturan persajakan :

  1. Guru gatra : jumlah kalimat tiap bait kalimat;
  2. Guru wilangan : jumlah suku kata pada tiap larik yaitu 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8 kalimat;
  3. Guru lagu : jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik yaitu a, i, u, a, u, a, i

Baca Juga: KJMU Tahap 2 Tahun 2021 Sudah Dibuka, Mahasiswa Segera Daftar! Begini Alurnya

  1. Megatruh

Kata Megatruh disusun dari kata ‘megat’ yang artinya pisah dan ‘ruh’ yang berarti nyawa. Sehingga Megatruh menyimbolkan berpisahnya ruh dari jasad atau kembalinya manusia kepada sang Pencipta.

Tembang macapat Megatruh mengandung sebuah nasehat agar setiap manusia senantiasa mempersiapkan diri untuk menuju alam baka. Tembang ini kebanyakan menggambarkan rasa penyesalan, duka cita, dan kesedihan.

Aturan persajakan :

  1. Guru gatra : jumlah kalimat tiap bait kalimat;
  2. Guru wilangan : jumlah suku kata pada tiap larik yaitu 12, 8, 8, 8, 8 kalimat;
  3. Guru lagu : jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik yaitu u, i, u, i, o
  1. Pocung

Tembang macapat Pocung atau pocong adalah sifat orang yang telah meninggal duia dan berada di alam kubur. Tembang ini mengibaratkan fase terakhir kehidupan manusia di alam dunia.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Berita DIY Jogja Belajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah