- Kinanthi
Kinanthi berasal dari suku kata kanthi yang dalam bahasa Jawa artinya ‘tuntun’, yang berarti bahwa manusia membutuhkan tuntunan atau bimbingan dalam menjalani kehidupannya.
Tembang Kinanthi mengisahkan kehidupan ketika manusia tengah membentuk jati diri dan membutuhkan tuntunan untuk bekal menuju kebenaran.
Tembang ini menyampaikan suatu nasehat bahwa manusia haruslah mau belajar dan memahami ilmu pengetahuan agar bisa menjadi bekal baginya di masa depan.
Aturan persajakan :
- Guru gatra : jumlah kalimat tiap bait 6 kalimat;
- Guru wilangan : jumlah suku kata pada tiap larik yaitu 8, 8, 8, 8, 8, 8 kalimat;
- Guru lagu : jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik yaitu u, i, a, i, a, i
- Asmaradana
Tembang Asmaradana tersusun dari dua suku kata yaitu ‘asmara’ yang artinya asmara dan ‘dahana’ yang artinya api asmara. Tembang ini melukiskan sebuah fase dimana manusia berada pada cinta kasih,, saling memadu cinta dengan pasangan hidupnya.
Asmaradana juga mewakili gelagat seseorang yang sedang dirundung cinta, seperti hati yang sangat berbahagia atau rasa pilu dan sedih karena cinta.
Aturan persajakan :
- Guru gatra : jumlah kalimat tiap bait 7 kalimat;
- Guru wilangan : jumlah suku kata pada tiap larik yaitu 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8 kalimat;
- Guru lagu : jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik yaitu a, i, e , a, a, u, a
Baca Juga: Diet Sehat Ala Dokter Saddam Ismail dengan 7 Bahan Makanan Alami
- Gambuh
Tembang Gambuh memiliki makna cocok atau berjodoh. Tembang ini melukiskan kehidupan seorang manusia yang telah menemukan pasangan hidupnya dan membangun sebuah rumah tangga yang saling melengkapi dan bersinergi secara harmonis.
Gambuh digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan cerita dan nasihat mengenai persaudaraan, toleransi, dan kebersamaan.