Indonesia Darurat Kesehatan Mental! Kemenkes Ungkap Kasus Bunuh Diri Terus Meningkat

- 17 Oktober 2023, 10:35 WIB
Indonesia darurat kesehatan mental, Kemenkes ungkap kasus bunuh diri terus meningkat.
Indonesia darurat kesehatan mental, Kemenkes ungkap kasus bunuh diri terus meningkat. /LPM BIOma

ZONABANTEN.com - Pentingnya isu kesehatan mental mulai banyak disadari oleh banyak kalangan. Data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2018 menyebutkan, setidaknya 1 dari 16 orang usia 15 tahun ke atas terdiagnosa mengalami depresi. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah kesehatan mental yang jauh lebih berbahaya dalam skala besar.

Sayangnya, kesadaran tersebut masih perlu didorong untuk memberi pemahaman bahwa setiap orang berhak mendapatkan penanganan psikologis.

Akhir-akhir ini kita sering melihat atau mendengar berita tentang seseorang yang putus asa, depresi, sampai mengakhiri hidupnya.

Baca Juga: Punya Masalah? Jangan Dipendam Sendiri, Berikut 5 Manfaat Curhat untuk Kesehatan Mental

Bahkan, di media sosial tengah viral kasus bunuh diri yang dialami oleh remaja, mulai dari kasus percintaan, hingga masalah hidup seperti kuliah, sekolah, dan sebagainya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan bahwa depresi berada pada urutan nomor 4 penyakit di dunia, dan diprediksi akan menjadi masalah gangguan kesehatan yang utama.

Direktur kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI drg. R Vensya Sitohang M Epid menyebut catatan kasus bunuh diri di tahun 2022 menyentuh 826 orang.

Angka ini meningkat 6,37 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018 yakni 772 kasus.

Catatan bunuh diri di Indonesia juga relatif jauh lebih tinggi dibandingkan rekor kasus terbanyak di Singapura sepanjang 2023 yang sejauh ini tercatat mencapai 476 korban.

Ironisnya, kelainan mental menempati urutan tujuh ke atas pada anak-anak, remaja, dan usia produktif sebagai beban kesehatan.

Baca Juga: Apa Itu Doomscrolling dan Mengapa Dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental Mu?

Bahkan, kasus bunuh diri dilaporkan sebanyak 826 kasus pada tahun 2022, jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Saat ini, upaya yang dilakukan untuk mendukung kesadaran kesehatan mental mulai diutamakan secara preventif dan promotif.

Pasangan yang berniat memiliki keturunan sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan konseling, baik untuk kesehatan mental sendiri, atau untuk memberi pemahaman pentingnya kesehatan mental pada anak.

Tahap selanjutnya, pembinaan kesehatan mental tetap dilakukan secara intensif selama 1.000 hari pertama kehidupan, yakni hingga balita.

Melalui strategi ini, anak diharapkan tumbuh secara sehat jasmani dan rohani, sehingga meminimalisir timbulnya gangguan mental saat beranjak dewasa.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: ugm.ac.id linggaupos.disway.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah