Rompi tersebut didesain khusus untuk jemaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.
“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jemaah heat stroke,” sambungnya.
KKHI juga melakukan screening khusus bagi jemaah dengan risiko tinggi, yang didata di kloter dan sektor.
“Sudah 500-an jemaah yang kita screening,” lanjut Budi.
Apabila jemaah berisiko tinggi dengan komorbid, mereka akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI.
Baca Juga: Ini Alasan Robert Lewandowski Ingin Hijrah ke Barcelona
Sementara apabila saat medical check up menunjukkan jemaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, KKHI akan mengusulkan mereka untuk mengikuti safari wukuf. Hal tersebut dilakukan demi keselamatan jemaah.
“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” jelas Budi.
Menurut data di KKHI, jemaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.