Tiga lempeng tersebut di antaranya adalah lempeng Eurasia, Pasifik dan Australia. Sehingga pertemuan tiga lempeng itu menyebabkan kejadian rawan gempa.
Catatan Rumphus mengenai kejadian tsunami yang melanda Ambon merupakan sebagian dari catatan sejarah gempa dan tsunami terkait bencana rapid onset paling mematikan di Maluku dan sekitarnya.
Dari kejadian itu diperkirakan lebih dari 2.500 jiwa menjadi korban meninggal, termasuk istri dan anak Rumphus.
Selain gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun 1674, menurut sejarah Maluku juga sebelumnya mengalami gempa yang diikuti dengan tsunami pada hari Minggu, 8 Oktober 1950.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Bekasi Siaga Banjir Parah, Berikut Titik Lokasi Selengkapnya
Gempa bumi Ambon terjadi pada masa konflik TNI dan RMS terjadi, sehingga dokumentasi mengenai kejadian ini sangatlah minim.
Catatan mengenai kejadian ini hanya bisa ditemukan di beberapa surat kabar nasional dan internasional, termasuk di arsip United States Geological Survey (USGS).
Gempa yang terjadi pada jam 12.23 waktu setempat itu terletak di koordinat 4,199 Lintang Selatan dan 128,233 Barat Timur dengan kedalaman 20 Km dengan 7,3 magnitudo.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh medio pada Agustus 2015, beberapa saksi hidup menceritakan bahwa ketika terjadi 3 kali gempa yang disertai dengan 3 kali suara gemuruh.
Kemudian disusul dengan 3 gelombang tsunami yang merusak perumahan warga Hutumuri, Hative Kecil, dan Galala.