Sedangkan di usia 15 tahun, KH Hasyim Asy’ari sudah memberanikan diri untuk berkelana ke berbagai pondok pesantren untuk mendalami ilmu agama.
Beberapa pondok pesantren yang pernah menjadi tempat KH Hasyim Asy’ari menimba ilmu adalah Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan, dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo.
Tak hanya mendapatkan ilmu agama yang mumpuni. Melalui pondok pesantren pula KH Hasyim Asy’ari menemukan jodohnya.
Di saat usia KH Hasyim Asy’ari mencapai 21 tahun, sudah dinikahkan dengan Chadidjah salah satu putri Kyai Ya’qub.
Setelah menikah, keduanya pun berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Di tahun 1988, KH Hasyim Asy’ari memutuskan untuk pulang ke daerahnya dan mengajar di pondok pesantren milik kakeknya, Kyai Usman.
Tak berselang lama, KH Hasyim Asy’ari pun mendirikan pondok pesantren Tebuireng, Jombang.
KH Hasyim Asy’ari adalah seorang ahli. Selain agama, KH Hasyim Asy’ari ternyata seorang petani dan pedagang sukses.