Media Asing Soroti Indonesia Pindah Ibu Kota Akibat Jakarta yang akan Terendam dan Kerap Bermasalah

30 Januari 2022, 16:46 WIB
Ibu Kota Baru Nusantara /Instagram.com/@balibroadcast

ZONABANTEN.com - Empat media asing menyoroti Indonesia yang berpindah ibukota ke Kalimantan akibat Jakarta yang kerap banjir dan beberapa masalah yang diprediksi akan terus terjadi.

Melansir dari keempat media asing tersebut yakni Futurism, Associated Press, Interesting Engineering, dan NPR, sama-sama membahas bagaimana alasan pemindahan ibukota Indonesia.

Presiden Joko Widodo sempat menyampaikan tujuan utama pemindahan ibukota adalah ingin membangun smart new city yakni kota baru yang bisa berdaya saing di tingkat global, membangun penggerak baru untuk transformasi menuju Indonesia berbasis inovasi, dan teknologi berbasis ekonomi hijau.

Baca Juga: Gempar! Ilmuwan China Temukan Virus Baru NeoCov Pada Kelelawar Setelah Covid-19, WHO Katakan Ini

Menurut media Associated Press dan Futurism, itu adalah tujuan baik dan bagus secara teori karena diketahui sekitar 8.000 pegawai negeri sipil telah pindah ke ibu kota baru pada tahun 2024.

Selain itu proses relokasi dijadwalkan akan selesai pada tahun 2045. Namun yang disoroti, berselang lima tahun yakni pada tahun 2050 sepertiga seluruh Jakarta terendam akibat banjir dan tidak begitu jelas bagaimana keadaan warga sipil biasa apabila mereka tidak bisa pindah dari Jakarta.

Jakarta jadi salah satu kota terbesar di Indonesia yang telah bebas dari kekuasaan Belanda sekitar 70 tahun silam tapi menurut keempat media asing tersebut, dampak kolonialisme yang ada masih jauh dari kata selesai.

Baca Juga: Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Nonaktif, Lebih dari Satu yang Telah Meninggal

Contoh kasusnya adalah Jakarta tenggelam di sekitar Laut Jawa karena dari 10 juta penduduk kota tidak memiliki akses ke air perpipaan dan harus mengandalkan sumur untuk menyedot air tanah yang dapat diminum.

Banjir hingga terus terendam, polusi, dan kemacetan telah menjadi hal yang lumrah namun sangat riskan.

Associated Press mengatakan dengan adanya masalah itu negara Indonesia beralih ibukota secara bersamaan.

Dikatakan langkah pemindahan ibukota ini juga tidak akan membantu warga miskin yang masih menderita akibat keresahan dari bencana lingkungan, jatuhnya finansial, dan efek samping penjajahan sejak Belanda membangun kota yang sengaja dipisahkan pada tahun 1600-an.

Baca Juga: Lakukan Pengkajian, Obat Antivirus COVID 19 Merk Dinilai Ampuh Perangi Varian Omicron

Senada dengan dua media diatas, media NPR juga menerangkan Jakarta diketahui dengan kemacetannya, udara yang kerap tercemar, rawan gempa bumi, dan banjir yang bisa cepat terjadi.

"Jakarta digambarkan sebagai kota yang paling cepat tenggelam di dunia dan pada tingkat saat ini diperkirakan sepertiga dari kota dapat tenggelam pada tahun 2050," tulis NPR.

"Penyebab utamanya adalah ekstraksi air tanah yang tidak terkendali, tetapi telah diperburuk oleh naiknya Laut Jawa akibat perubahan iklim," lanjutnya.

Media Interesting Engineering juga menggambarkan tidak lama lagi bukan hanya kapal selam Angkatan Laut Indonesia yang akan menghilang namun ibukotanya Jakarta juga bisa tenggelam dengan cepat.

Baca Juga: Apa Itu OCD? Penyakit yang Dialami Aliando Syarief, Ini Penjelasannya!

Selain itu dikatakan udara dan air tanahnya sangat tercemar, banjir kerap terjadi, dan kemacetan yang terjadi di jalan-jalan besar diperkirakan menelan biaya ekonomi $4,5 miliar/tahun.

Tidak hanya Jakarta yang disoroti, lokasi pemilihan ibukota baru di Kalimantan dianggap tidak ideal mengingat berbagai macam flora dan fauna di dekatnya.

Associated Press melaporkan bahwa Kalimantan Timur di provinsi Kalimantan adalah rumah bagi orangutan, macan tutul dan beragam satwa liar lainnya.

“Studi lingkungan strategis ibu kota baru menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga masalah mendasar,” ujar Dwi Sawung, perwakilan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, atau WALHI.

Baca Juga: Jet Pribadi Hingga Kartu Kredit, Ini Fakta Hubungan Lindsay Lohan Dengan Putra Mahkota Arab Saudi MBS

“Ada ancaman terhadap sistem air dan risiko perubahan iklim, ancaman terhadap flora dan fauna, dan ancaman pencemaran dan kerusakan lingkungan," lanjutnya kembali.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Associated Press Futurism NPR Interesting Engineering

Tags

Terkini

Terpopuler