BUMN Komitmen Hilirisasi Batu bara, Erick Thohir: Kurangi Ketergantungan Impor LPG

25 Januari 2022, 00:05 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir dampingi Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking proyek gasifikasi batu bara di Kabupaten Muara Enim/ Kementerian BUM /

ZONABANTEN.com - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen penuh dalam melakukan akselerasi proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) atau gasifikasi batu bara.

Hal ini disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan groundbreaking proyek gasifikasi batu bara di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin, 24 Januari 2022.

Erick mengaku, ia terus mendorong BUMN meningkatkan hilirisasi batubara. Erick juga tak ingin melimpahnya sumber daya alam (SDA) justru menjadi bahan bagi pertumbuhan negara lain.

"BUMN mendukung penuh arahan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus mendorong gasifikasi baru bara. Hal ini bertujuan demi mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG) dan penguatan energi hijau Indonesia," ujarnya.

"Hilirisasi sumber daya alam dengan gasifikasi batubara menjadi gas DME untuk mengurangi impor LPG merupakan bagian dari transformasi BUMN agar siap menghadapi pasar global,” lanjut Erick.

Baca Juga: Uji Coba Rudal Korea Utara Picu Ketegangan, Korea Selatan Terus Pantau Aktivitas Nuklir dan Misil dari Dekat

Baca Juga: Filipina Desak Indonesia Cabut Larangan Ekspor Batubara

Erick menyebut proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) dapat mengurangi subsidi LPG.

Besaran subsidi yang dikurangi bahkan hingga sebesar Rp7 triliun per tahun dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.

Erick mengatakan negara-negara Asia Tenggara lain telah melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

Menurutnya, Indonesia masih mengandalkan ekspor raw material atau bahan mentah ke negara lain.

Hal ini berbeda dengan ekspor Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang didominasi barang jadi dan setengah jadi.

Erick lalu menyampaikan proyek strategis nasional (PSN) selama 20 tahun yani mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp 30 triliun.

Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, Erick menilai bahwa proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun.

Baca Juga: Presiden Kunker ke Sumsel Untuk 'Groudbreaking' Proyek Hilirisasi Batubara

Jumlah tersebut dinilaii cukup untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.

Tak hanya dari investasi, Erick menilai PSN gasifikasi baru bara juga memberikan multiplier effect berupa menarik investasi asing lainnya.

Selain itu, gasifikasi batu bara juga memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN, hingga penyerapan tenaga kerja lokal.

Kerja sama gasifikasi batu bara mampu memberikan penghematan cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.

"Gasifikasi batu bara memberikan nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro karena sejalan dengan arahan presiden untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, juga transformasi ke ekonomi hijau serta energi baru dan terbarukan," tambahnya.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Kementerian BUMN

Tags

Terkini

Terpopuler