Pasca Erupsi Semeru, PDHI Fokus Perhatikan Kondisi Hewan Ternak Warga

9 Desember 2021, 09:54 WIB
Tim Relawan PDHI Fokus Perhatikan Kondisi Hewan Ternak Warga/165106/pixabay.com /

ZONABANTEN.com – Pasca erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu, para relawan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), berfokus untuk membantu dan menyelamatkan hewan ternak yang ada di sekitar daerah letusan.

Dr. Sugeng Widodo, selaku koordinator PDHI Jawa Timur II, bersama timnya yang terdiri dari tiga hingga empat orang, bekerja dengan paramedis hewan untuk mengevakuasi dan merawat hewan yang menderita luka bakar, menghirup abu vulkanik, dan lainnya.

Seperti yang dikutip dari Aljazeera, pada 8 Desember 2021, Dr. Sugeng Widodo mengatakan telah mengevakuasi sebanyak 150 sapi dan 200 domba di desa Supiturang.

Sebanyak 17 ekor sapi dan 50 ekor domba di antaranya mati, sedangkan yang hewan lainnya yang terluka segera dijual oleh pemiliknya.

Baca Juga: Kapan Sih Waktu yang Tepat Upload Postingan di Instagram? Ini Penjelasannya

Daerah di sekitar Gunung Semeru memiliki tanah vulkanik yang subur. Sehingga lokasi tersebut sangat cocok dijadikan tempat untuk bertani dan mengembalakan hewan ternak, seperti sapi, kambing, dan domba.

Dalam wawancaranya dengang Aljazeera, seorang warga setempat, Marzuki Suganda, mengatakan dalam bencana tersebut, banyak korban yang hilang dan tewas, di antaranya karena tidak dapat melarikan diri tepat waktu dan tidak mau meninggalkan hewan ternak mereka.

Suganda mengaku, saat erupsi terjadi langit diselimuti kegelapan sebelum akhirnya terjadi hujan abu.

“Saya berpikir, Ini akan menjadi hari kematian saya. Saya sudah siap. Saya berpikir, tidak apa-apa. Saya lahir di sini di desa Curuk Kobokan dan saya akan mati di sini juga,” ujarnya.

Baca Juga: Manfaat Baca Buku Sebelum Tidur Untuk Kesehatan dan Kreativitas Diri

Suganda juga mengatakan, dia tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung, sehingga dia hanya meringkuk sambil menggunakan helm untuk melindungi dirinya dari hujaman abu vulkanik. Dia juga melihat banyak hewan ternak yang terkubur dalam abu.

Pria yang berprofesi sebagai supir truk itu, kini telah berada di desa terdekat bersama istri dan anaknya, serta penduduk lainnya, sambil menunggu dievakuasi ke tempat pengungsian. Ada sekitar 11 ekor kambing terlantar yang juga dibawa oleh para penduduk.

Para penduduk yang mengungsi bersama Suganda juga telah menjual hewan ternaknya yang berhasil diselamatkan karena mereka tak mampu merawatnya lagi.

Menurut Dr. Sugeng Widodo, tantangan terbesar saat ini adalah menemukan cukup tanaman hijau segar untuk hewan yang selamat dari bencana.

Baca Juga: Jelang Indonesia vs Kamboja di Piala AFF Hari ini, Inilah Rekor Pertemuan dan Laga Terakhir Kedua Negara

Bersama timnya, Dr. Sugeng juga sedang bekerja untuk menyiapkan stok rumput segar, suplemen, dan obat-obatan untuk hewan yang terluka dan dievakuasi.

Karena tak mungkin bagi hewan untuk memakan rumput di sekitar lokasi bencana, hal itu dapat menyebabkan hewan mengalami infeksi pernapasan.

Selain merawat hewan ternak yang selamat, Dr. Sugeng juga mengkhawatirkan kondisi hewan ternak yang mati.

Dia khawatir tentang bagaimana menangani yang mati agar tidak menyebarkan penyakit setelah erupsi, karena hewan akan mulai membusuk dengan relatif cepat.

Baca Juga: BTS, TWICE, BLACKPINK dan 5 Grup Kpop Lainnya Raih Posisi Teratas di Chart Album Dunia Billboard

Lokasi yang terpencil membuat Dr.Sugeng dan timnya kesulitan untuk mendistribusikan logistik.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa hewan-hewan tersebut berada dekat dengan Semeru dan lainnya berada di rumah atau kandang yang roboh karena erupsi.

“Saat ini salah satu hal yang paling mendesak yang perlu kita lakukan adalah membersihkan dan menghitung hewan mati yang mulai membusuk,” ujarnya.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler