Salah satu ledakan menyebabkan atap gedung runtuh. Beberapa sandera mencoba melarikan diri, tapi para teroris mulai menembaki anak-anak.
Pasukan khusus Rusia pun langsung menyerbu sekolah. Selama beberapa jam berikutnya, pasukan Rusia berhasil mengamankan gedung tersebut.
Semua kelompok separatis Chechnya bersenjata itu bisa dilumpuhkan hingga tewas, kecuali satu orang dari 32 anggota teroris tersebut.
Sementara petugas penyelamat menemukan ratusan mayat di puing-puing bekas gedung olahraga sekolah itu. Lebih 700 orang lainnya terluka.
BACA JUGA : Pesawat AS Jatuh dan Meledak di Laut Atlantik, Semua Penumpang Tewas dalam Peristiwa 8 Februari 1965
Wilayah Ossetia di mana peritiwa penyanderaan berdarah itu terjadi, sudah lama menjadi daerah konflik antara Rusia dengan Chechnya.
Penduduk Ossetia Utara mayoritas Kristen dan terhubung kuat dengan Rusia. Sebaliknya, warga Chechnya sebagian besar beragama Islam.
Sejak lama, separatis Chechnya telah menuntut kebebasan mereka dari Rusia sejak runtuhnya negara Uni Soviet pada tahun 1991 silam.
Namun, Rusia menolak melepaskan wilayah Ossetia, sehingga para separatis itu beralih ke taktik teroris untuk mencapai tujuannya.
Sementara Ossetia sendiri sangat penting bagi perekonomian Rusia, karena beberapa jaringan pipa minyak dan gas melintasi wilayah itu.