Turki mengungkapkan bahwa kedua negara tersebut telah berunding untuk mencapai kesepakatan damai. Namun, pihak Turki menolak untuk membocorkan hal tersebut.
Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin menyebutkan enam poin penting terkait perundingan damai Rusia-Ukraina, yakni netralitas Ukraina, pelucutan senjata dan jaminan keamanan (de-Nazifikasi), penghapusan hambatan penggunaan Bahasa Rusia di Ukraina, serta status republik yang memisahkan diri di wilayah Donbas dan status Krimera yang dianeksasi Rusia pada 2014 silam.
Negara-negara Barat dan Ukraina telah berulangkali menekankan bahwa Ukraina menolak referensi Rusia untuk neo-Nazi dalam kepemimpinan di negaranya.
Baca Juga: Perkembangan Konflik Rusia-Ukraina Mengalami Penurunan Tipis Harga Emas
Dalam sebuah diskusi negosiasi perdamaian, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy telah berkali-kali menyerukan perdamaian dan mendesak Rusia agar menyetujuinya.
Pemerintah Turki menanggapi usulan perdaiaman tersebut dengan menyediakan tempat pertemuan bagi pihak Rusia dan Ukraina.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan juga berulangkali menekankan tidak akan memutuskan hubungan kerjasama dengan Rusia ataupun Ukraina. Turki akan tetap mendukung perdamaian antara dua negara tersebut.***