Mengerikan, Inilah 5 Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Hidup Sebagai Tahanan Gula

- 11 Januari 2022, 20:17 WIB
Mengerikan, Inilah 5 Hal Yang Perlu Diketahui Mengenai Hidup Sebagai Tahanan Gulag
Mengerikan, Inilah 5 Hal Yang Perlu Diketahui Mengenai Hidup Sebagai Tahanan Gulag /Unsplash

ZONABANTEN.com – Banyak hal yang terjadi pada masa pemerintahan Joseph Stalin, namun salah satu yang paling mengerikan adalah Gulag.

Gulag, atau Glavnoe Upravlenie Ispravitel'no-trudovykh LAGerei, adalah kamp untuk tahanan yang mengoperasikan sistem kerja paksa. Dikenal dengan kekerasan hidup bagi tahanannya, Gulag mencekam kelangsungan hidup masyarakat Uni Soviet.

Mungkin masyarakat yang hidup pada zaman sekarang tidak lagi merasakan ancaman Gulag, namun 5 fakta kehidupan narapidananya di bawah ini tetap membuat bulu kuduk berdiri:

Baca Juga: Sungjae BtoB akan Bintangi Drama Fantasi Baru Bersama Chaeyeon Dia, Proyek Pertama Setelah Wamil

Wanita harus mengambil “suami” untuk dapat bertahan hidup

Kekejaman di Gulag dapat dilakukan kepada siapa saja tanpa pandang bulu, baik kepada anak-anak, orang tua, pria, dan termasuk juga perempuan.

Faktanya, banyak wanita yang ditangkap dan dipisahkan dari anggota keluarga mereka setelah melalui proses interogasi dan deportasi.

Mereka juga dipekerjakan sama kerasnya dengan kaum laki-laki, serta menerima ancaman penyerangan dari penjaga kamp dan juga tahanan pria.

Karena kekerasan yang terjadi, banyak tahanan wanita memilih untuk berhubungan seksual dengan sipir penjara atau mencari pria sebagai “suami” semasa berada di Gulag agar dapat menerima perlindungan yang dibutuhkan serta perlakuan yang lebih baik.

Baca Juga: Cadaver Synod, Kisah Pengadilan Jenazah Seorang Paus Oleh Penerusnya

Narapidana dipekerjakan hingga meregang nyawa

Sebagian besar dari orang yang ditahan tidak terbiasa dengan pekerjaan yang diberikan. Ini karena para tahanan berasal dari berbagai profesi, di mana banyak dari mereka yang tidak melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga besar.

Ditambah lagi, para pekerja tidak mendapat peralatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan apa yang ditugaskan, seperti alat pengaman. Seringkali mereka hanya menggunakan pakaian musim dingin atau peralatan primitif untuk melakukan pekerjaan berat pada cuaca dingin.

Maka tidak heran bila banyak tahanan yang kemudian meninggal karena kelelahan selama mereka dipenjarakan.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Dapat Membantu Tubuh Menghasilkan Kolagen, yang Akan Membuat Kulit Lebih Sehat

Tahanan membunuh satu sama lain untuk kebutuhan hidup.

Para narapidana dalam kamp dianggap tidak berharga selain sebagai pekerja. Karena itu, tidak heran bila perlakuan yang diterima tak jauh dari opini tersebut.

Selain diperkerjakan dalam waktu panjang, tahanan hanya diberikan pakaian sederhana, makanan rendah protein dalam jumlah yang sangat sedikit, serta sesekali, peralatan makanan, sehingga banyak dari mereka yang sakit, kelaparan, dan bahkan meninggal.

Dengan sedikitnya pasokan yang diterima, perkelahian antar tahanan sering pecah hanya demi sehelai baju atau sepiring makanan, hingga mengambil nyawa.

Baca Juga: Berhati-hatilah! Berikut Ini 8 Hal di Balik Perilaku Seorang Pria yang Suka ‘Main Tangan’

Kanal didirikan di atas jasad tahanan

Tragis namun nyata, peristiwa ini betul-betul terjadi. Pada masa itu, Stalin menginginkan pembangunan dua kanal untuk kebutuhan pengiriman barang dan angkatan laut. Untuk mencapainya, ia menugaskan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk membangunnya.

Dari tahun 1931 hingga 1933, ribuan tahanan dibawa ke area konstruksi untuk menggali, sebagian besar dengan tangan, tambahan sepanjang 30 mil untuk kanal Laut Putih-Baltik. Dalam prosesnya, sekitar 12.000 nyawa hilang.

Para pekerja yang tewas di tempat kerja dibuang dengan cara dibuang ke kuburan massal dan dikubur di tanah tempat berdirinya kanal sebelum dipenuhi dengan air.

Baca Juga: Bikin Nostalgia, Ini Sederet Mobil Sport yang Nyaris Terlupakan

Tahanan dikirimkan ke medan perang untuk tugas yang mengancam nyawa

Selama Perang Dunia II, Stalin dan Vyacheslav Molotov mengeluarkan Perintah No. 227, yang berisi klausa pemindahan tahanan ke batalyon hukuman khusus untuk mengemban misi yang dinilai paling berbahaya sebagai tanda "menebus" kejahatan mereka.

Salah satu tugas tersebut adalah menyeberangi ladang ranjau untuk membersihkannya dari bahan peledak sehingga batalion reguler dapat menyeberang dengan aman sesudahnya, mengancam nyawa para tahanan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Ranker


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah