Anggota parlemen Rusia, Leonid Kalashnikov mengatakan kepada Interfax bahwa pasukan akan tinggal selama Presiden Kazakhstan percaya itu perlu. Dia mengatakan mereka akan terlibat dalam melindungi infrastruktur di negara itu.
Tokayev sendiri meminta bantuan kepada blok tersebut. Tokayev juga mengecam tindakan terorisme dan menuduh negara itu telah menjadi korban serangan oleh geng-geng yang terlatih pihak asing.
Pada hari Rabu, 5 Januari 2022, para demonstran mengambil alih gedung-gedung pemerintah dan dilaporkan menyerbu bandara di ibukota Kazakhstan, Almaty.
“Almaty diserang, dihancurkan, dirusak, penduduk Almaty menjadi korban serangan teroris, bandit, oleh karena itu adalah tugas kita untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melindungi negara kita,” kata Tokayev dalam pidato televisi keduanya.
Baca Juga: Sah! Kementerian Kominfo Jadi Prioritas Auditorat Utama Keuangan Negara BPK III
Peristiwa Kazakhtan bermula pada saat semua mata tertuju pada kemungkinan intervensi Rusia di Ukraina.
Gambaran polisi yang dikuasai oleh pengunjuk rasa kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran di Moskow karena negara lain yang bertetangga dengan Rusia menyerah pada kerusuhan politik.
Kazakhstan adalah bagian dari persatuan ekonomi dengan Rusia dan kedua negara berbagi perbatasan yang panjang.
Protes dimulai di bagian barat negara itu pada akhir pekan setelah kenaikan tajam harga bahan bakar.
Baca Juga: Seorang Aktris Pemain Snowdrop Kim Mi Soo Dikabarkan Meninggal Dunia