Polynya, Lubang Besar di Kutub Utara yang Rentan Terhadap Pemanasan, Dapat Menjadi Oasis Bagi Kehidupan

- 19 Oktober 2021, 10:40 WIB
Ilustrasi Wilayah Alaska, Amerika Serikat/Unsplash/DrewDempsey
Ilustrasi Wilayah Alaska, Amerika Serikat/Unsplash/DrewDempsey /

Pada musim panas 2020, Laut Wandel, atau bagian timur wilayah es terakhir di Kutub Utara kehilangan setengah dari es di atasnya.

Studi lain pada 2021 menunjukkan bahwa lengkungan es yang menghubungkan es laut yang stabil dengan Greenland  mencair lebih cepat setiap tahun.

Sekarang, para peneliti mengatakan bahwa daerah es terakhir dapat mencair sepenuhnya setiap musim panas pada akhir abad ini.

Menandakan akhir bagi hewan yang bergantung pada es laut sepanjang tahun, seperti beruang kutub.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 19 Oktober 2021: Irvan Ternyata Lebih Jahat Dibandingkan Elsa, Keluarga Al Terancam! 

Polynya, retakan es di laut yang sering terbuka saat badai, ketika angin menggerakkan es.

Saat badai kuat melanda utara Pulau Ellesmere  pada Mei 2020, citra satelit menunjukkan bahwa retakan sempit yang panjang atau timah terbentuk pada 14 Mei.

Sementara pada 15 Mei, timah telah berevolusi menjadi polinya berbentuk elips, sekitar 62 mil atau sekitar seratus meter.

Dengan panjang dan lebar 18,6 mil, atau sekitar tiga puluh km, sementara pada 26 Mei, polynya tertutup dengan cepat.

Baca Juga: Dramatis! Cetak Gol di Menit Akhir, Arsenal Tahan Imbang Crystal Palace, Arteta: Kami Tidak Layak Kalah! 

Halaman:

Editor: Yuliansyah

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah