Selain itu, akses ke sumber daya manusia (SDM) ASEAN yang memiliki kecakapan dalam bahasa Inggris juga menjadi daya tarik kuat bagi perusahaan-perusahaan AS.
Terutama bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan tenaga kerja di kawasan tersebut.
Sebanyak 43% responden mengindikasikan bahwa mereka memiliki rencana untuk meningkatkan nilai investasi di ASEAN selama tiga hingga lima tahun ke depan.
Hal ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan peluang yang akan dibawa oleh ratifikasi perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional.
Walaupun memiliki optimisme tinggi, para eksekutif AS juga mengakui adanya risiko di ASEAN yang harus dimitigasi.
Baca Juga: Puasa Sunnah di Tengah Bulan, Syekh Ali Jaber: Yang Namanya Puasa Pertengahan, 13, 14, 15
Tiga risiko teratas yang teridentifikasi adalah ketidakpastian geopolitik dan konflik perdagangan sebesar 73%, pemulihan ekonomi yang lambat dan penurunan minat belanja konsumen sebesar 65%, serta pandemi Covid-19 atau krisis kesehatan lain sebesar 63%.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan bidang-bidang lain, perusahaan-perusahaan itu mengatakan bahwa mereka akan mencari mitra perbankan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan mereka.***