Di Bawah Singapura, Indonesia Menjadi Negara Kedua di ASEAN Pilihan Perusahan AS

- 23 September 2021, 04:00 WIB
Ilustrasi kota di Indonesia
Ilustrasi kota di Indonesia /pixabay/iqbalnuril

ZONABANTEN.com – Berdasarkan survei Standard Chartered yang dituangkan dalam “Borderless Business: US-ASEAN Corridor”, Indonesia menjadi negara peringkat kedua di ASEAN sebagai pilihan utama ekspansi perusahaan Amerika Serikat.

Ekspansi ini bertujuan untuk mencari peluang pertumbuhan di kawasan ASEAN.

“Mayoritas perusahaan AS juga mengharapkan pertumbuhan bisnis yang kuat di wilayah ini dalam kurun waktu hingga 12 bulan ke depan dengan 93 persen responden mengharapkan peningkatan pendapatan dan 86 persen berharap adanya ekspansi produksi,” dikutip rilis resmi Standard Chartered pada Rabu, 22 September 2021.

Baca Juga: Punya Wajah Tak Simetris? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Survei juga menungkapkan bahwa para eksekutif perusahaan Amerika Serikat fokus pada ekspansi untuk menangkap peluang penjualan dan produksi.

Singapura mempunyai peluang ekspansi tertinggi dengan 58%, Indonesia 45%, Thailand 43%, Filipina 38%, Malaysia dan Vietnam masing-masing 35%.

Standard Chartered memprediksi ASEAN akan terus menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan-perusahaan AS.

Baca Juga: Singo Edan Tak Kunjung Raih Kemenangan, Pelatih Arema: Saya Terbuka untuk Diskusi!

Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta orang juga diprediksi tetap menjadi daya tarik terkuat bagi perusahaan AS untuk memperluas basis konsumen dan produksi di ASEAN.

Selain itu, akses ke sumber daya manusia (SDM) ASEAN yang memiliki kecakapan dalam bahasa Inggris juga menjadi daya tarik kuat bagi perusahaan-perusahaan AS.

Terutama bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan tenaga kerja di kawasan tersebut.

Baca Juga: Metode Diet yang Salah Menurut Dokter Saddam Ismail, Bukannya Bakar Lemak Malah Massa Otot yang Berkurang

Sebanyak 43% responden mengindikasikan bahwa mereka memiliki rencana untuk meningkatkan nilai investasi di ASEAN selama tiga hingga lima tahun ke depan.

Hal ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan peluang yang akan dibawa oleh ratifikasi perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional.

Walaupun memiliki optimisme tinggi, para eksekutif AS juga mengakui adanya risiko di ASEAN yang harus dimitigasi.

Baca Juga: Puasa Sunnah di Tengah Bulan, Syekh Ali Jaber: Yang Namanya Puasa Pertengahan, 13, 14, 15

Tiga risiko teratas yang teridentifikasi adalah ketidakpastian geopolitik dan konflik perdagangan sebesar 73%, pemulihan ekonomi yang lambat dan penurunan minat belanja konsumen sebesar 65%, serta pandemi Covid-19 atau krisis kesehatan lain sebesar 63%.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan bidang-bidang lain, perusahaan-perusahaan itu mengatakan bahwa mereka akan mencari mitra perbankan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan mereka.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x