Hakim juga melarang Samsudeen memiliki perangkat apa pun yang dapat mengakses internet, kecuali disetujui secara tertulis oleh petugas selama masa percobaan.
Hakim juga memerintahkan agar dia memberikan akses ke akun media sosial apa pun yang dia miliki.
Dua bulan kemudian, Samsudeen naik kereta api dari sebuah masjid di Glen Eden di pinggiran Auckland, tempatnya tinggal, ke supermarket Countdown di New Lynn.
Samsudeen dibuntuti dari kejauhan oleh polisi.
Samsudeen mendorong kereta belanja di sekitar toko seperti pelanggan lain selama sekitar 10 menit.
Toko itu kurang ramai dari biasanya karena persyaratan jarak virus corona, dan polisi yang menyamar menunggu agar tidak diperhatikan.
Baca Juga: UPDATE Sebaran Kasus Corona Global 5 September 2021: Kematian Harian Rusia Tertinggi, Indonesia ke-5
Sekitar pukul 14.40. dia mulai meneriakkan ‘Allahu akbar’, yang berarti ‘Tuhan Maha Besar’, dan mulai menikam pembeli secara acak, membuat orang berlarian dan berteriak, melancarkan serangan yang mengejutkan sebuah negara.
Pada hari Sabtu, saudara laki-laki Samsudeen, Aroos, mengatakan bahwa keluarga ingin mengirimkan cinta dan dukungan mereka kepada semua orang yang terluka dalam serangan itu.
Aroos mengatakan Samsudeen telah menderita masalah kesehatan mental, ingin mengesankan teman-temannya di Facebook dan tidak mendapat dukungan.