Peneliti Ungkap Bumi Punya Denyutan Tiap 27,5 Juta Tahun, Efeknya Dapat Picu Bencana Besar!

- 29 Juni 2021, 07:31 WIB
Ilustrasi planet Bumi
Ilustrasi planet Bumi /Pixabay.com/AlexAntropov86

ZONABANTEN.com - Dalam 260 juta tahun terakhir, dinosaurus datang dan pergi, daratan Pangaea terbelah menjadi benua dan pulau seperti saat ini, dan manusia dengan cepat mengubah dunia tempat kita tinggal.

Namun melalui semua itu, tampaknya planet Bumi telah menjaga waktu. Sebuah studi baru tentang peristiwa geologis kuno menunjukkan bahwa planet Bumi memiliki 'detak jantung' aktivitas geologis yang lambat dan stabil setiap 27 juta tahun atau lebih.
 
Denyut peristiwa geologis yang terkumpul ini, yang di antaranya termasuk aktivitas gunung berapi, kepunahan massal, reorganisasi lempeng, dan kenaikan permukaan laut, terjadi sangat lambat, dan merupakan siklus pasang surut bencana selama 27,5 juta tahun.
 
Penelitian mencatat bahwa Bumi memiliki 20 juta tahun lagi sebelum 'denyut nadi' berikutnya. "Banyak ahli geologi percaya bahwa peristiwa geologi adalah acak dari waktu ke waktu," kata Michael Rampino, ahli geologi Universitas New York dan penulis utama studi tersebut dikutip ZONABANTEN.com dari Science Alert.
 
 
"Tetapi penelitian kami memberikan bukti statistik untuk siklus umum, menunjukkan bahwa peristiwa geologis ini berkorelasi dan tidak acak," lanjutnya.
 
Tim melakukan analisis baru pada usia 89 peristiwa geologis yang dipahami dengan baik dari 260 juta tahun terakhir.
 
Hasil analisis menunjukkan beberapa dari masa-masa itu sangat sulit, dengan lebih dari delapan peristiwa yang mengubah dunia berkumpul bersama dalam rentang waktu yang secara geologis kecil, membentuk 'denyut' bencana.
 
"Peristiwa ini termasuk waktu kepunahan laut dan non-laut, peristiwa anoksik laut besar, letusan basal banjir kontinental, fluktuasi permukaan laut, denyut global magmatisme intraplate, dan waktu perubahan tingkat penyebaran dasar laut dan reorganisasi lempeng," tulis tim tersebut dalam penelitian.
 
"Hasil kami menunjukkan bahwa peristiwa geologis global umumnya berkorelasi, dan tampaknya datang dalam denyut nadi dengan siklus 27,5 juta tahun yang mendasarinya," lanjutnya. Ahli geologi telah menyelidiki siklus potensial dalam peristiwa geologi untuk waktu yang lama.
 
 
Kembali pada tahun 1920-an dan 30-an, para ilmuwan pada zaman itu telah menyimpulkan bahwa catatan geologis memiliki siklus 30 juta tahun, sementara pada tahun 1980-an dan 90-an para peneliti menggunakan tanggal terbaik peristiwa geologis pada saat itu untuk memberi mereka kisaran panjang antara 'pulsa' 26,2 hingga 30,6 juta tahun.
 
Sekarang, semuanya tampak teratur yakni tepat di angka 27,5 juta tahun. Sebuah studi akhir tahun lalu oleh penulis yang sama menunjukkan bahwa tanda 27,5 juta tahun ini adalah saat kepunahan massal terjadi juga.
 
Jurnal penelitian tahun 2018 yang ditulis oleh dua peneliti di University of Sydney, melihat siklus karbon Bumi dan tektonik lempeng, dan juga sampai pada kesimpulan bahwa siklus tersebut berlangsung sekitar 26 juta tahun.
 
Dalam studi terbaru ini, banyak peristiwa yang dilihat peneliti adalah kausal, artinya peristiwa yang satu secara langsung menyebabkan peristiwa yang lain, sehingga beberapa dari 89 peristiwa itu terkait: misalnya, peristiwa anoksik yang menyebabkan kepunahan laut.
 
Penelitian lain dari Rampino dan timnya telah menyimpulkan bahwa serangan komet bisa menjadi penyebabnya, dengan satu peneliti ruang angkasa bahkan menyimpulkan bahwa Planet X yang harus disalahkan.
 
Tetapi jika Bumi benar-benar memiliki 'detak jantung' geologis, itu mungkin karena sesuatu yang sedikit lebih dekat dengan rumah.
"Denyut siklus tektonik dan perubahan iklim ini mungkin merupakan hasil dari proses geofisika yang terkait dengan dinamika lempeng tektonik dan lapisan mantel, atau sebagai alternatif mungkin dipacu oleh siklus astronomi yang terkait dengan gerakan Bumi di Tata Surya dan Galaksi," tulis tim peneliti dalam studi mereka.***
 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x