Wanita Muslim Kulit Hitam Diserang di Edmonton Kanada, Diduga Ada Motif Kebencian

- 15 Juni 2021, 09:11 WIB
ilustrasi kejahatan /ANTARA /Tim Dialektika Kuningan 01/
ilustrasi kejahatan /ANTARA /Tim Dialektika Kuningan 01/ /

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Serangan lain terhadap seorang wanita Muslim di Edmonton, Kanada sedang diselidiki oleh polisi.

Pada hari Jumat, 11 Juni 2021, seorang wanita Muslim kulit hitam berusia 50-an keluar jalan-jalan di area 88 Street dan 144 Avenue sekitar jam 9 malam. 

Tiba-tiba,seorang penyerang mendekatinya dari belakang dan melemparnya ke trotoar.

Jibril Ibrahim, presiden Masyarakat Budaya Kanada Somalia dari Edmonton, berbicara atas nama keluarga yang terkena dampak kepada CTV News Edmonton.

Ibrahim mengenal mereka secara dekat, dia menyatakan insiden itu dimotivasi oleh kebencian.

“Dia hanya berjalan di jalan di malam hari, hanya untuk mencari sedikit udara segar,” ujar  Ibrahim. 

“Dia tidak menyangka tiba-tiba seseorang mencengkeram lehernya.” ujar Ibrahim menambahkan.

“Di sana dia mengalami luka di wajah, bibir, bahkan giginya. Juga, hidungnya sekarang retak, para dokter melaporkan.” ujar Ibrahim menjelaskan.

Baca Juga: Rumah Sakit Kesulitan Awasi Pasien Demensia Selama Pandemi Covid-19

Menurut Ibrahim, Penyerang melarikan diri dari tempat kejadian tanpa sepatah kata pun.

Ibrahim juga menambahkan bahwa wanita itu harus dibawa ke rumah sakit dengan kursi roda karena lututnya juga terluka.

Setelah tinggal di rumah sakit untuk malam itu, wanita itu dibebaskan untuk pulih di rumah. 

Menurut Ibrahim, seluruh keluarganya masih belum pulih dari kejadian tersebut.

“Korban merasa bahwa dia memiliki ketakutan, semacam trauma dengan kejadian itu dan dia tidak ingin keluar sendiri.” ujar Ibrahim.

Ketika Ibrahim berbicara tentang kejadian itu kepada wanita itu, dia mengungkapkan kepadanya bahwa ini bukan pertama kalinya dia menjadi sasaran kebencian dan rasisme.

Sang wanita juga mengatakan bahwa banyak anggota masyarakat yang takut untuk melaporkan kejadian seperti ini karena takut akan pembalasan.

“Banyak orang tidak melaporkannya karena mereka takut pelaporan itu akan menyebabkan orang mengikuti mereka ke rumah mereka,” ujar Ibrahim menjelaskan. 

Baca Juga: Meski Beri Harapan, Obat Baru Alzheimer 'Aduhelm' Munculkan Permasalahan Baru

Ketika dihubungi untuk mengomentari insiden tersebut, Layanan Polisi Edmonton (EPS) mengatakan bahwa serangan itu telah dilaporkan kepada mereka dan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut.

“Unit Kejahatan Kebencian dan Ekstremisme Kekerasan EPS telah diberitahu (tentang insiden itu);” ujar Carolin Maran, penasihat komunikasi EPS, dalam sebuah pernyataan kepada CTV News Edmonton.

“Namun, penyelidikan tetap berada di EPS Investigative Response Team (IRT) saat ini,” ujar Carolin menambahkan.

Bagi Ibrahim, semua tingkat pemerintahan perlu melangkah untuk menciptakan respons yang terkoordinasi sehingga kebencian dan rasisme dapat dilawan dengan baik.

"(Orang-orang) membicarakannya, mereka menunjukkan simpati mereka di Facebook dan Twitter tetapi semua orang hanya berbicara dan meninggalkannya di sana," ujar Ibrahim.

“Kita tidak perlu menunggu untuk menyebut kebencian (apa adanya) sampai seseorang terbunuh.” ujar Ibrahim menegaskan.

Baca Juga: Selandia Baru Meminta maaf Atas Terjadinya Penggerebekan Diskriminatif Terhadap Komunitas Pasifik

Ibrahim percaya definisi kejahatan rasial terlalu sempit dan ketinggalan zaman. 

Dalam pandangan Ibrahim, penyesuaian aturan hukum pidana bisa memberikan aparat penegak hukum lebih banyak alat dan kemampuan untuk menangani insiden seperti ini.

“Kita perlu melihat definisi tersebut dan menemukan solusi jika tidak, kita akan melihat lebih banyak insiden serupa dari apa yang kita lihat di London, Ontario,” ujar Ibrahim.

Pemerintah provinsi mengumumkan hibah baru untuk peningkatan keamanan untuk kelompok agama dan budaya serta penghubung komunitas baru dan unit kejahatan rasial penegakan hukum pada hari Jumat.

Ibrahim, dan komunitas Muslim lainnya, percaya bahwa langkah-langkah itu tidak cukup.

Menurut Ibrahim, ketidakadilan terbesar adalah orang-orang dalam komunitas Somalia di Edmonton merasa bahwa mereka akan aman di sini setelah bermigrasi dari negara-negara yang dilanda perang.

“Mereka berharap mereka bisa berjalan di jalanan dengan aman tetapi mereka tidak merasa seperti itu sama sekali. Sangat menyedihkan bahwa orang harus merasa seperti itu di kota mereka sendiri.” ujar Ibrahim menambahkan.***

 
 
 
 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: CTV News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah