Ukraina prediksi 120.000 tentara Rusia segera berada di perbatasannya, MenLu Kuleba Minta Sanksi Negara Barat

- 21 April 2021, 06:17 WIB
ilustrasi tentara Myanmar
ilustrasi tentara Myanmar /Pixabay/Military_Material

ZONABANTEN.com - ‌‌Dmytro Kuleba, selaku Menteri Luar Negeri Ukraina khawatirkan jumlah tentara Rusia yang berada di perbatasan negaranya.

Berdasarkan pernyataan Kuleba yang dikutip ZONA BANTEN dari Reuters, Rusia akan segera memiliki lebih dari 120.000 tentara di perbatasan Ukraina.

Menanggapi langkah tersebut, Kuleba menyerukan perlunya sanksi ekonomi yang baru dari negara-negara Barat untuk mencegah "eskalasi lebih lanjut" dari Moskow.

Washington dan NATO telah khawatir melihat besarnya penambahan kehadiran pasukan Rusia di dekat Ukraina dan Krimea.

Dulu, semenanjung Krimea berhasil dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.

Baca Juga: Taat Antre Vaksinasi, Aktor Nicholas Saputra Dipuji Netizen

Berdasarkan data yang didapat Reuters dari pejabat negara “Barat”, konsentrasi pasukan Rusia sekarang lebih besar daripada selama aneksasi Krimea.

Angka yang diberikan oleh Kuleba ini lebih tinggi dari perkiraan Ukraina sebelumnya, 80.000 tentara Rusia.

50.000 dari pasukan tersebut adalah penempatan baru dari Rusia.

"Pasukan Rusia terus berdatangan di sekitar perbatasan kami di timur laut, di timur dan di selatan.” ujar Kuleba pada konferensi pers online yang dikutip ZONA BANTEN dari Reuters.

“Dalam sekitar seminggu, mereka diperkirakan akan mencapai pasukan gabungan lebih dari 120.000 tentara," ujar Kuleba menambahkan.

Baca Juga: Buntut Ketegangan Konflik Rusia dan Ukraina, Inggris Kerahkan Kapal Perang dan Persenjataan ke Laut Hitam

"Ini bukan berarti mereka akan berhenti membangun pasukan mereka pada jumlah itu," ujar Kuleba.

Ia juga memperingatkan ketidakpastian tindakan Moskow, walaupun Kuleba mengatakan Ukraina tidak ingin konflik dengan Rusia.

"Biaya untuk mencegah eskalasi Rusia lebih lanjut akan selalu lebih rendah daripada biaya untuk menghentikannya dan mengurangi konsekuensinya .”ujar Kuleba.

“Jauh lebih efektif untuk membuat Moskow memahami dengan jelas bahwa tahap baru agresi akan memiliki konsekuensi yang berbahaya bagi Rusia, isolasi internasional. dan sanksi ekonomi yang menyakitkan. " ujar Kuleba menegaskan.

Kuleba juga meminta Moskow untuk berkomitmen kembali pada gencatan senjata di timur Ukraina.

Baca Juga: Ketegangan Konflik Meningkat, Ukraina dan Rusia Berpotensi Perang yang Bisa Bahayakan Seluruh Dunia

Tempat itu adalah tempat terjadinya konflik antara pasukan yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina, yang, menurut Kyiv, telah menewaskan 14.000 orang sejak 2014.

Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas meningkatnya korban dalam konflik yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Kuleba mengatakan penembak jitu Rusia membunuh tentara Ukraina untuk memprovokasi Ukraina untuk melakukan serangan balik.

Rusia mengatakan penambahan pasukannya adalah latihan militer kilat tiga minggu untuk menguji kesiapan tempur dalam menanggapi apa yang disebutnya perilaku mengancam dari NATO.

Moskow pada Selasa juga menuduh AS dan NATO melakukan "aktivitas provokatif" di perairan dan wilayah udara Laut Hitam.

Baca Juga: Situasi Covid-19 di Indonesia : Vaksinasi Pertama per Hari Selasa 20 April 2021 Tembus 11 Juta orang

Kuleba juga menghadiri konferensi video dengan para menteri luar negeri Uni Eropa.

Dalam konferensi itu, Kuleba meminta rekan-rekannya untuk mulai mempertimbangkan babak baru sanksi sektoral terhadap Rusia.

Dia merasa menteri Uni Eropa tidak akan siap untuk melakukan langkah seperti itu, tetapi dia mengatakan kepada mereka bahwa sanksi individu terhadap pejabat Rusia saja tidak akan cukup.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x