Buntut Ketegangan Konflik Rusia dan Ukraina, Inggris Kerahkan Kapal Perang dan Persenjataan ke Laut Hitam

- 19 April 2021, 10:36 WIB
Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi Bendera Inggris /terimakasih0/Pixabay


ZONABANTEN.com – Kapal perang Inggris akan berlayar ke Laut Hitam pada Mei 2021 di tengah meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia.

Menurut sumber angkatan laut dilansir dari Daily Mail, pengerahan itu bertujuan untuk menunjukkan solidaritas dengan Ukraina dan sekutu NATO Inggris.

Satu kapal perusak Tipe 45 yang dipersenjatai dengan rudal anti-pesawat dan fregat Tipe 23 anti-kapal selam akan meninggalkan kapal induk Angkatan Laut Inggris di Mediterania dan melalui Bosphorus menuju ke Laut Hitam.

Jet siluman RAF F-35B Lightning dan helikopter pemburu kapal selam Merlin akan siap di kapal induk HMS Queen Elizabeth, untuk mendukung kapal perang di Laut Hitam.

Kementerian Pertahanan Inggris bersikeras bahwa pengerahan yang direncanakan sebelumnya itu merupakan hal rutin.

Namun, peristiwa itu terjadi pada saat meningkatnya ketakutan akan konflik antara Rusia dan Ukraina yang telah menyebabkan penumpukan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan di timur Ukraina.

Baca Juga: Polri Gandeng Interpol untuk Memburu Jozeph Paul Zhang, Pelaku Penistaan Agama yang Diduga Kabur ke Jerman

Pekan lalu, Vladimir Putin memerintahkan blokade Selat Kerch yang penting secara strategis. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan invasi Rusia di Ukraina.

Kapal perang Rusia pindah ke posisi untuk mengendalikan selat pada hari Jumat, memutus akses laut ke garis pantai tenggara Ukraina dan Krimea timur.

Kremlin mengonfirmasi semua kapal militer asing dan Ukraina akan dilarang berlayar dari Laut Hitam ke Laut Azov selama enam bulan ke depan.

Blokade diumumkan sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membatalkan rencana untuk mengirim dua kapal perusak Amerika ke Laut Hitam karena khawatir akan meningkatnya ketegangan.

Kepala pertahanan Inggris mengonfirmasi enam jet super Topan Angkatan Udara Kerajaan akan terbang ke Eropa timur sebagai bagian dari misi lain yang telah direncanakan sebelumnya.

Mereka dikerahkan dari pangkalan di Inggris pekan ini dan akan mengawasi langit di sekitar Laut Hitam.

Baca Juga: Ketegangan Konflik Meningkat, Ukraina dan Rusia Berpotensi Perang yang Bisa Bahayakan Seluruh Dunia

Seorang juru bicara kementerian mengatakan bahwa pemerintah Inggris bekerja sama dengan Ukraina untuk memantau situasi dan terus meminta Rusia untuk menurunkan ketegangan.

Menurut pemerintah Ukraina, Rusia telah mengirim sedikitnya 41.000 tentara ke perbatasan di timur Ukraina dan 42.000 ke Krimea.

Kremlin menyebut penempatan itu sebagai latihan militer, bukan ancaman. Namun, TV pemerintah Rusia pekan lalu memperingatkan Moskow 'selangkah lagi dari perang'.

Lebih dari 14.000 orang telah tewas sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Ukraina timur.

Pakar keamanan sekarang khawatir Rusia berencana menduduki kembali Ukraina timur dengan dalih melindungi penutur asli Rusia yang tinggal di sana.

NATO telah menyatakan keprihatinan serius atas peningkatan pasukan di perbatasan.

Baca Juga: Pangeran Philip Meninggal, Kerajaan Inggris Sediakan Buku Online Ucapan Duka Cita

Pada hari Jumat, Macron dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan dukungan mereka kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan meminta Rusia untuk segera menarik pasukan dari wilayah perbatasan.

Dmytro Kuleba, menteri luar negeri Ukraina, memperingatkan konsekuensi yang sangat menyakitkan jika Putin menyerang negaranya.

"Dunia berpihak pada Ukraina dan hukum internasional, dan ini adalah salah satu elemen yang menahan Rusia dari tindakan sembrono," kata Kuleba dikutip ZONA BANTEN dari Daily Mail.

Biden juga menawarkan untuk mengadakan pertemuan dengan Putin dalam upaya mendinginkan hubungan.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah