Network
ZONABANTEN.com - Pada 30 November 2020, kita akan menyaksikan Gerhana Bulan terakhir tahun ini. Fenomena alam ini juga bisa disaksikan di wilayah Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan waktu kejadian Gerhana Bulan Penumbra akan dimulai sejak pukul 14.29.56 WIB hingga pukul 18.55.48 WIB selama 4 jam 25 menit dan 52 detik. Berbeda dengan tiga gerhana lainnya, gerhana keempat kali ini akan berlangsung paling lama.
Sebagaimana diketahui, gerhana bulan pertama tahun 2020 berlangsung pada tanggal 10 Januari 2020 sedangkan gerhana bulan kedua dan ketiga masing-masing berlangsung pada tanggal 5 Juni dan 4 Juli 2020.
Seluruh proses Gerhana bulan keempat kali ini dapat diamati di sebagian besar Amerika Utara dan Samudera Pasifik. Proses gerhana saat bulan terbit dapat dilihat di Australia, sebagian besar Asia bagian Timur, dan sebagian kecil Samudra Hindia. Proses gerhana pada saat Bulan terbenam dapat diamati di sebagian besar Amerika bagian Selatan, Samudra Atlantik bagian Utara, dan sebagian kecil Eropa.
Gerhana akan terlihat jelas di Amerika Utara, Asia, Australia, Pasifik, Amerika Selatan, Eropa, dan Atlantik.
Namun, Gerhana bulan penumbra ini tidak akan teramati di seluruh Afrika, sebagian besar Eropa, sebagian besar Asia bagian Barat, sebagian besar Samudera Hindia bagian Barat, dan sebagian besar Samudra Atlantik bagian Selatan.
Baca Juga: Kampanye WHO: Anak-anak hingga Orang Dewasa Harus Berolahraga Selama Era COVID-19, Ini Alasannya
Gerhana Bulan Penumbra terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi tidak persis sejajar, sehingga membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi.
Bayangan Bumi terbagi menjadi umbra dan penumbra. Bayangan umbra adalah bayangan yang pekat. Sedangkan penumbra adalah bayangan yang tidak terlalu pekat. Jika bulan masuk ke daerah bayangan umbra, maka akan terjadi Gerhana Bulan total. Sedangkan jika bulan masuk ke wilayah bayangan penumbra, Bulan akan terlihat lebih redup di saat purnama.
Gerhana bulan penumbra bisa dilihat dengan menggunakan teropong atau dengan mata secara langsung. Sehingga, proses awal gerhana hingga berakhirnya gerhana dapat diamati dengan mudah.***
