Network
ZONABANTEN.com - Beberapa saat diluncurkannya hasil survei keunggulan Pasangan Calon Muhamad-Saraswati, kubu 01 ini diterpa isu Operasi Tangkap Tangan (OTT) Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, yang dikait-kaitkan dengan Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Rahayu Saraswati.
Menjawab isu tersebut, Rahayu Saraswati menegaskan bahwa dirinya telah mundur dari Perusahaan budi daya lobster, yang belakangan dihubung-hubungkan sejumlah orang, yang disinyalir digunakan untuk menjatuhkan dirinya di Pilkada Tangsel.
"Sejak hasil survei oleh Indikator keluar, dimana Muhamad-Saraswati unggul, saya tahu ada kemungkinan besar kami akan dilanda dengan segala upaya untuk menurunkan kredibilitas dan elektabilitas kami," kata Rahayu Saraswati dalam rilis yang diterima Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), Sabtu 28 November 2020 malam.
Baca Juga: Stres Selama Pandemi? Ubi Jalar, Teh Herbal, hingga Bawang Putih Dapat Membantumu Merasa Lebih Baik
"Tak lama kemudian, berita soal Menteri KKP (Edhy Prabowo) keluar. Saya tahu bahwa kemungkinan besar hal itu akan dipermainkan untuk menyerang saya dalam kontestasi politik. Strategi seperti ini bukanlah hal baru. Dan sayangnya, dugaan saya benar," tambahnya.
Meski dicecar berbagai isu sumir, Saras sapaan akrabnya mengaku tetap tegar. Bahkan, imbuh Saras, dirinya bersama Muhamad semakin kuat ditengah terjangan fitnah.
"Aku Kuat Karena Difitnah. Kasus yang menimpa Menteri KKP adalah soal suap yang dilakukan oleh satu PT kepadanya dan beberapa orang secara pribadi. Apa hubungannya dengan kami," tegasnya.
Baca Juga: Kampanye WHO: Anak-anak hingga Orang Dewasa Harus Berolahraga Selama Era COVID-19, Ini Alasannya
Sejak Menjadi Calon Wakil Walikota, ungkap Saras, dirinya sudah tidak aktif di PT. Bima Sakti Mutiara, yakni perusahaan yang memperoleh izin budi daya lobster.
