Tentara Rusia Meminta Maaf Atas Invasi Setelah Tertangkap, Mohon Putin Untuk Hentikan Pengiriman Serdadu

16 Maret 2022, 21:20 WIB
Illustrasi tentara, pasukan milik banyak negara termasuk Rusia /Pixabay.com/

Zonabanten.com – Seorang tentara asal Rusia nampak tersedu-sedu sementara ia mengecam presiden Vladimir Putin atas pembunuhan rakyat Ukraina, termasuk anak-anak.

Melansir dari Mirror, pria yang diketahui bernama Galkin Sergey Alekseevich adalah satu dari tiga serdadu Rusia yang ditembak jatuh dari wilayah udara Ukraina.

Setelah diberi kesempatan untuk berbicara dengan jurnalis dari Kantor Berita Interfax Ukraina, Galkin meminta maaf atas aksi yang telah dilakukan oleh Rusia.

"Saya meminta maaf untuk diri saya sendiri, untuk pasukan saya kepada setiap rumah kepada setiap jalan kepada setiap warga Ukraina, kepada orang tua, kepada wanita, kepada anak-anak atas invasi kami pada tanah ini,” ucap laki-laki yang diperkerjakan oleh Rusia itu.

Bukan hanya Galkin saja, dua tentara lain yang ikut mendampinginya juga menghantarkan permohonan maaf mereka sambil berurai air mata.

Baca Juga: Cara Menggunakan Gliserin untuk Kulit Berminyak, Salah Satunya Sebagai Toner

Pejuang berusia 34 tahun itu kemudian mengucapkan dua permohonan, yaitu agar Putin menghentikan pengiriman serdadu ke wilayah Ukraina dan bagi negara tersebut untuk menurunkan senjata mereka.

“Saya ingin mengatakan kepada semua resimen tentara Rusia: Letakkan senjatamu,” ucapnya. “Dan Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin, hentikan aksi pertempuran lebih lanjut. Hentikan pengeboman, berhenti mengirim tentara ke sini untuk membunuh.”

Permohonan ini datang setelah laporan bahwa tentara Rusia telah menyandera pasien serta dokter di rumah sakit Mariupol muncul.

Bukan hanya itu, sejumlah orang tua juga terpaksa meninggalkan bayi-bayi prematur mereka di rumah sakit, sementara ratusan ribu warga kota tersebut terjebak tanpa persediaan air serta makanan yang cukup.

Baca Juga: MENANG LAGI! Lesti Kejora Bawa Piala Kedua SCTV Music Awards 2022 di Lagu Dangdut Paling Ngetop

Meskipun usaha telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi, sekitar 350 ribu penduduk Mariupol masih menunggu bantuan di tengah sumber daya yang semakin berkurang.

Dengan pertempuran yang berkecamuk, banyak orang tidak dapat meninggalkan rumah sakit tempat mereka berlindung kini, menurut Pavlo Kyrylenko, kepala militer Ukraina di wilayah Donetsk.

Pavlo juga mengungkap klaim bahwa sekitar 400 penduduk setempat dan 100 staf telah ditangkap dan ditahan di rumah sakit untuk digunakan sebagai perisai manusia.

"Tidak mungkin untuk keluar dari rumah sakit," ucap Pavlo dalam sebuah pos di aplikasi Telegram. "Mereka menembak dengan kejam, kami duduk di ruang bawah tanah."

Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa ratusan warga sipil berhasil meninggalkan Mariupol dengan mobil untuk dua hari berturut-turut.

Baca Juga: SESAAT LAGI! FK Senica vs FK Pohronie, Perjuangan Egy Maulana dan Witan Tembus Semi Final Piala Slovakia

Namun bantuan yang dikirimkan sebagai pasokan untuk wilayah dekat pelabuhan itu tertahan di Berdyansk sementara penembakan terus berlangsung.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: Mirror New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler