Krisis Ukraina: Negara-negara ini Disebut Bisa Menjadi Penengah antara Rusia dengan Ukraina

10 Maret 2022, 21:01 WIB
Ledakan di Kiev /Defence Security Asia

ZONABANTEN.com – Memasuki babak ke 4 dari negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina terkait konflik yang kini tengah terjadi antara keduanya, ada beberapa negara yang disebut bisa menjadi mediator.

Negara-negara tersebut diharapkan dapat menjadi pihak ketiga agar proses dialog antara 2 negara yang sedang berseteru tersebut bisa berjalan dengan baik dan berbuah ‘win-win solution’ untuk kedua belah pihak.

Vladimir Medinsky selaku perwakilan Rusia dalam diskusi ke 3 mengatakan jika diskusi antara Rusia dan Ukraina bukanlah perkara mudah dan terlalu dini untuk membicarakan hal-hal yang ‘positif’.

Baca Juga: Sedih! Fix Diblokir, Turis Rusia di Indonesia Tak Bisa Lakukan Transaksi Pakai Kartu Debit dan Kredit Lagi

Sebelumnya, diberitakan bahwa Rusia bisa saja melakukan gencatan senjata apabila Ukraina tidak bergabung dengan NATO dan mengakui Crimea sebagai daerah Rusia serta kemerdekaan dari Donetsk dan Luhansk.

Rusia pun juga mengklaim bahwa mereka akan melakukan gencatan senjata bila Ukraina pun melakukannya.

Ukraina sendiri melalui presiden mereka, Volodymyr Zelenskyy juga tidak berhenti melakukan perlawanan.

Bahkan ia terus meminta agar negara barat mau mengintervensi.

Baca Juga: Krisis Ukraina: Apa yang Mungkin Dapat Terjadi jika Vladimir Putin Ditangkap oleh Ukraina?

Meski sudah diberi bantuan dari negara-negara barat maupun negara di benua lain, peperangan yang menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang terus berjatuhan masih terus terjadi hingga saat ini.

Karena itulah, ada negara yang harus masuk menjadi pihak penengah dan membuat pihak Rusia dan Ukraina untuk kembali bersedia duduk bersama dan berbicara serta melakukan negosiasi.

Berikut negara-negara yang bisa menjadi penengah antara Rusia dan Ukraina, seperti yang dilansir ZONABANTEN.com dari Sky News :

1. Turki

Baca Juga: Serukan Gencatan Senjata! Radiasi Nuklir Chernobyl Ancam Tersebar di Tengah Perang Rusia-Ukraina Ada Kerusakan

Pada Kamis 10 Maret 2022, menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, dijadwalkan bertemu menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.

Keduanya dipertemukan oleh menteri luar negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy bahwa ia serta pihaknya bersedia menjadi mediator untuk melakukan konferensi.

2. Tiongkok

Tiongkok menolak untuk menyebut serangan Rusia sebagai sebuah ‘invasi’ dan mengatakan bahwa mereka ‘benar-benar khawatir’ terhadap keamanan di dunia dan mengatakan jika segala sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia merupakan perbuatan yang ‘ilegal’.

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, disebut mendukung pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Mantan Kapten Ukraina Tymoshchuk Menghadapi Kemungkinan Larangan Atas Sikap Diamnya terhadap Invasi Rusia

Namun William Burns selaku direktur CIA mengatakan bahwa Tiongkok tengah merasa resah akibat peperangan yang terjadi serta respon Amerika dan Inggris terhadap Rusia.

3. Israel

Meski sempat diprotes akibat tidak turut memberikan sanksi, perdana menteri Israel, Naftali Bennett, mengatakan jika ia bersedia menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina.

Termasuk presiden Zelenskyy, Israel adalah rumah dari sebanyak 200,000 jiwa masyarakat Ukraina.

Israel pun diberitakan memberi bantuan untuk Ukraina setelah konflik yang saat ini terjadi pecah.

Bennett diberitakan kerap menghubungi Putin dan Zelenskyy, dengan presiden Ukraina disebut kerap meminta agar Israel bersedia menjadi pihak penengah.

Baca Juga: Ahli Sebut Pasukan Rusia Tak Bodoh dan akan Kabur Saat Terancam Mati Beku Imbas Tank Kena Minus 20 Celcius

4. Prancis

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, merupakan satu-satunya pemimpin negara-negara barat yang terus menghubungi Vladimir Putin.

Macron kerap bernegosiasi dengan Putin untuk menghentikan baku tembak antara Rusia dan Ukraina.

Salah seorang juru bicara dari Prancis mengatakan bahwa pembicaraan antara keduanya cenderung bersahabat.

Negara-negara lain seperti Brasil, India, Pakistan, hingga Arab Saudi disebut juga bersedia menjadi pihak penengah agar Rusia dan Ukraina bisa bernegosiasi demi menemukan titik terang dari konflik yang terjadi antara keduanya saat ini.***

 

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler