Zaitun Palestina: Bukan Hanya Sekadar Tanaman, Namun Sebagai Simbol Perjuangan

7 Desember 2021, 14:10 WIB
Zaitun Sebagai Simbol Perjuangan Rakyat Palestina/mac231/pixabay.com /

ZONABANTEN.com – Bagi rakyat Palestina, zaitun bukan hanya sekadar tanaman, namun juga merupakan simbol perjuangan hidup, kebebasan, dan martabat.

Ketika tiba musim panen zaitun di Gaza, penduduknya seakan-akan berubah menjadi penyair atau penyanyi. Pekerjaan yang biasanya terasa berat, berubah menjadi ringan dengan diadakannya kumpul keluarga di kebun zaitun.

Mereka akan menghabiskan waktu berjam-jam di kebun zaitun untuk memanen buahnya dan mengerjakan cabang-cabang pohonnya yang berbonggol.

“Setiap tahun, kami berpartisipasi dalam festival panen selama seminggu. Kami benar-benar menikmati liburan ini, menikmati makanan bersama keluarga kami di kebun,” ujar Abu Jamal, seorang warga dari Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

Baca Juga: Qatar dan Turki Bekerjasama Stabilkan Situasi di Afghanistan

Abu Jamal juga mengungkapkan, ketika panen tiba, para warga akan membagi diri menjadi beberapa kelompok. Para wanita akan menyiapkan makanan, teh, kopi, dan roti saj, yang mereka panggang di atas api.

Kelompok lainnya akan bertanggung jawab untuk mengguncang pohon, mengumpulkan buah zaitun dari tanah, dan meletakkannya ke dalam keranjang dan terpal.

Saat bekerja, terkadang mereka juga akan menyanyikan lagu-lagu nasional dan menari dabka.

Kemeriahan panen zaitun di Palestina bukan tanpa alasan. Orang-orang Palestina menganggap panen zaitun sama halnya dengan kegembiraan saat merayakan hari pernikahan.

Bagi orang Palestina, zaitun terkait langsung dengan martabat bangsa mereka. Beberapa pula ada yang menganggapnya sebagai kartu identitas Palestina.

Baca Juga: Hati-hati! Modus Pelecehan Pedofilia Melalui Pesan Teks, Kasus Siswa dan Pelatih Taekwondo di Korea

Dalam kesehariannya, orang-orang Palestina memang menggunakan minyak zaitun dalam makanan mereka.

Selain itu, minyak zaitun juga digunakan sebagai balsem obat untuk dioleskan ke tubuh mereka yang terasa sakit.

Bukan hanya buahnya yang syarat akan makna, ranting pohon zaitun pun menjadi simbol perdamaian rakyat Palestina.

Penyanyi, penyair, bahkan pemimpin politik sering mengacu pada ranting zaitun ketika membuat tawaran untuk menghentikan permusuhan.

Pada saat sidang PBB tahun 1974 silam, Mantan Presiden Palestina, Yasser Arafat, menyebutkan ranting zaitun dalam pidatonya ikoniknya.

“Hari ini, saya datang membawa ranting zaitun dan senjata pejuang kemerdekaan. Jangan biarkan ranting zaitun jatuh dari tangan saya. Saya ulangi, jangan biarkan ranting zaitun jatuh dari tangan saya,” ujarnya.

Namun saat ini, petani zaitun dan pohon mereka menjadi salah satu sasaran pelanggaran terus menerus oleh Israel.

Baca Juga: Sebuah Kota di China Bayar Warganya yang Bersedia Tes Positif Covid-19

Pasukan pendudukan Israel menghancurkan pohon dan tanaman di sepanjang pagar pemisah antara Gaza dan Israel. Menurut Kementerian Pertanian Palestina, pasukan pendudukan sering memaksa petani untuk mencabut pohon di daerah tersebut dan mengklaim demi risiko keamanan.

Untuk itu, Uni Eropa telah menyatakan keprihatinan atas serangan selama musim panen zaitun dan menyerukan perlindungan bagi warga Palestina.

“Tim diplomatik yang berpartisipasi menegaskan penentangannya terhadap kebijakan pemukiman Israel dan keprihatinannya atas meningkatnya kekerasan pemukim,” ujar UE.

“Israel, sebagai kekuatan pendudukan, diwajibkan berdasarkan hukum internasional untuk melindungi penduduk Palestina dari serangan pemukim,” lanjutnya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: arabamerica.com

Tags

Terkini

Terpopuler