Krisis Energi dan Pemadaman Listrik di Lebanon, Rumah Sakit dan Telekomunikasi Kesulitan Beroperasi

19 Agustus 2021, 08:31 WIB
Tempat sampah yang ditempatkan oleh pengunjuk rasa memblokir jalan, saat krisis bahan bakar memburuk, di Beirut, Lebanon pada Sabtu 14 Agustus 2021. /ANTARA FOTO/REUTERS/Aziz Taher/HP

ZONABANTEN.com—‌‌‌‌ Rumah sakit dan penyedia telekomunikasi di wilayah Akkar di Lebanon Utara sedang berjuang untuk beroperasi di tengah seringnya terjadi pemadaman listrik akibat kurangnya cadangan bahan bakar.

Keadaan semakin memburuk karena kekurangan pasokan bahan bakar solar yang parah secara nasional.

Pemadaman pada hari Selasa 17 Agustus 2021 yang lalu terjadi kurang dari dua hari setelah tangki bahan bakar meledak di desa al-Tleil.

Kejadian itu juga melukai orang-orang yang mengantre untuk mengisi bensin yang dibagikan pihak tentara. Sekitar 80 orang, termasuk beberapa tentara, terluka, banyak dari mereka mengalami luka bakar parah, membuat rumah sakit kewalahan.

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Sebut 5 Jenis Rempah Hilangkan Lendir di Tenggorokan

Kekurangan bahan bakar yang terjadi sejak awal musim panas ini telah memperburuk situasi di Lebanon.  Negara berpenduduk lebih dari enam juta orang ini berada dalam pergolakan krisis ekonomi yang menurut Bank Dunia sebagai salah satu terburuk sejak pertengahan abad ke-19.

Pasokan solar yang dibutuhkan untuk menyalakan generator swasta, bisnis, maupun rumah sakit menjadi langka.

Operator telekomunikasi utama negara itu pun harus mengurangi operasi atau menutup operasionalnya karena pemadaman yang berlangsung hingga 22 jam sehari.

Di Akkar, terdapat sebuah rumah sakit dibiarkan tanpa listrik, internet dan sambungan telepon rumah. Pejabat kesehatan setempat pun meminta bantuan dari pihak berwenang.

Baca Juga: Jadwal RCTI Hari Ini Kamis 19 Agustus 2021, Ikatan Cinta Hadir, Sedang Tayang Putri Tidur vs Bos Ganteng

“Kami memiliki stok 700 liter bahan bakar diesel yang hanya akan bertahan selama satu hari,” ujar Dr Riad Rahal, direktur Rumah Sakit Rahal di kota Akkar, Halba.

Nathaline El-Chaar, asisten direktur rumah sakit El Youssef yang berada di dekatnya, mempunyai masalah komunikasi karena saluran telepon yang dimiliki rumah sakit itu tidak berfungsi.

"Sejak kemarin, sambungan telepon rumah tidak berfungsi ... dan kami berusaha keras untuk mendapatkan solar," ujar El-Chaar kepada kantor berita AFP.

Dia mengatakan penyedia diesel rumah sakit telah menunda pengiriman, khawatir akan serangan di jalan raya Lebanon utara di mana insiden dalam beberapa hari terakhir telah melibatkan serangan dan perampasan bahan bakar dari truk.

Baca Juga: Sinopsis The Grotesque Mansion, Ungkap Rangkaian Peristiwa Mengerikan di Apartemen Lusuh

Kantor Berita Nasional (National News Agency atau NNA) resmi mengatakan pada hari Selasa penyedia telekomunikasi Ogero terpaksa  menghentikan layanan internet, sambungan telepon rumah dan layanan telepon seluler di beberapa bagian Akkar.

Langkah itu dilakukan akibat kurangnya bahan bakar diesel dan pemadaman listrik yang terus terjadi. Akibat langkah ini, bank, bisnis, dan kantor-kantor negara menjadi lumpuh.

Imad Kreidieh, kepala Ogero, memperingatkan hal ini dapat terjadi di wilayah lain di Lebanon kecuali situasinya membaik.

Sementara itu, parlemen Lebanon diperkirakan akan bersidang pada hari Jumat mendatang untuk membahas apa yang harus dilakukan tentang krisis bahan bakar.

Nabih Berri, ketua parlemen Lebanon, mengadakan sesi membahas tindakan yang tepat atas kekurangan bahan bakar yang melumpuhkan negaranya tersebut.

Baca Juga: Puasa Ayyamul Bidh Jatuh Pada 22-24 Agustus 2021, Begini Tata Caranya

Seorang pejabat senior PBB mengatakan ancaman terhadap pasokan air dan layanan kesehatan penting dapat menjelma menjadi sebuah bencana kemanusiaan.

“Situasi yang buruk hanya akan menjadi lebih buruk kecuali solusi instan ditemukan,” ujar Najat Rochdi, koordinator kemanusiaan PBB untuk Lebanon.

Pekan lalu, bank sentral mengumumkan tidak dapat lagi membiayai impor bensin dan solar untuk pengadaan bahan bakar bersubsidi, yang dapat memicu kenaikan harga secara tajam.

Gubernur Riad Salameh telah berselisih dengan pemerintah pusat Lebanon mengenai langkah tersebut. Salameh mengatakan dia dapat melanjutkan subsidi impor hanya jika undang-undang disahkan yang memungkinkan dia untuk menggunakan cadangan wajibnya.

SedangkanHassan Nasrallah, kepala kelompok Hizbullah yang didukung Iran, mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan mulai membawa solar dan bensin dari Iran dengan tanggal pengiriman yang akan segera diumumkan.

***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler